Kamis, 17 Januari 2013

Yang Tertulis Mengabadi





                Setiap orang yang telah bebas buta aksara menurut saya bisa menjadi penulis ( buktinya banyak buku baik fiksi maupun non fiksi yang ditulis siswa sekolah dasar ) yang penting dia mau banyak membaca, menyempatkan diri untuk menulis. Lebih afdol lagi jika mau bergabung dengan komunitas kepenulisan.
                Di Tegal sendiri, ada bermacam toko buku. Dari yang ada di dalam super mall, komplek ruko, sampai di komplek alun- alun yang harganya terjangkau oleh kalangan bawah.
                Selain toko buku, ada juga perpustakaan daerah, Taman Bacaan Masyarakat ( termasuk di dalamnya TBM Terminal Sakila Kerti dan TBM Mall yang baru- baru ini diresmikan artis ibukota, Dewi Huges ), Rumah Baca Asma Nadia yang bisa menjadi solusi  jika alasan tak bisa mengakses buku dan bacaan dengan  alasan harga buku yang melangit.
                Selain banyak membaca, ketika seseorang berkeinginan menjadi penulis, mutlak dia harus mau berlatih menulis bisa dengan menulis diary maupun media sosial seperti Blog dan Facebook. Untuk menjaga semangat dan meningkatkankan kualitas bisa ditambah dengan bergabung dengan komunitas kepenulisan, tentunya yang sesuai dengan visi kita dalam menulis.
                Di Tegal ada banyak komunitas kepenulisan. Dua diantaranya SJK ( Sidik Jari Kawan ) dan Flp Cabang Tegal. SJK, komunitas yang digagas oleh penyair  asal Tegal Apas Khafasi ini, telah menerbitakan belasan antologi puisi dan kerap mengisi pelatihan menulis puisi ke sekolah- sekolah baik di kota maupun di kabupaten Tegal.
                Adapun FLP Tegal adalah komunitas kepenulisan yang bervisi menulis untuk mencerahkan, telah pula menerbitkan antologi cerpen remaja bertajuk AKULAH PENCURI ITU dan Novelet LOLONG LELAKI LANSIA karya sastrawan angkatan 66 SN Ratmana. Selain menerbitkan buku, FlP Tegal juga rutin mengadakan pelatihan menulis baik interen ( khusus anggota ) maupun ekteren ( untuk umum ) dengan mengundang penulis dari  Tegal maupun dari luar kota. Tercatat nama- nama seperti Kurnia Efendi, Ali Muakhir, Afifah Afra, Izatul Janah, Boim Lebon, Sinta Yudisia, Prof Abu Suud, dll pernah mengisi acara yang diselenggarakan FlP Tegal.
                Banyak sekali manfaat yang didapat dengan menulis. Beberapa diantaranya, melatih berpikir sistematis, memenej emosi, menjaring persahabatan, menambah penghasilan, mengepresikan diri dan pembelaan. Menurut BJ Habibie ,  menulis Habibie dan Ainun membuat saya sehat dan tidak tenggelam dalam kesedihan.
                Menutup tulisan ini, ijinkan saya mengutip pepatah Yunani yang berbunyi YANG TERTULIS MENGABADI DAN YANG TERUCAP AKAN BERLALU BERSAMA ANGIN. Sekali lagi, menulis itu bukan hal yang sulit, asal mau terus berlatih. Selamat menulis.

Senin, 14 Januari 2013

Tegal- Depok. Untuk Sebuah Mimpi.

oleh Sutono Suto pada 18 Januari 2012 pukul 15:07 ·
Setelah mengkonfirmasi kehadiran di acara work shop kepenulisan sekaligus silaturahmi pengurus RBA ( Rumah Baca Asma Nadia ) di Depok, sebenarnya saya bingung dan ragu. Pasalnya, jarak yang tentunya memakan waktu sehingga banyak rutinitas  yang harus ditinggal. Selain itu, meski bukan abg lagi, kalau saya ba'da maghrib saja belum menampakan diri  di rumah, Bapak resah, marah dan reaksi lain sebagai wujud cinta beliau (yang baru- baru ini saya sadari). Nah ini saya malah  mengkonfirmasi datang ke Depok? why?

Tapi,...Bertemu teman- teman RBA se-nusantara dan mendapat ilmu dari Mas Isa Alamsyah adalah kesempatan yang jarang ( kalau Mba Asma, sempat ketemu beliau di Purwokerto dan Solo). Yang bikin saya semangat ingin ke Depok lainnya adalah tempat work shop tersebut di markas ANPH ( Asma Nadia Publishing house ), siapa tahu di sana saya bisa bertemu dengan Mba Helvy, Mas Tommi, Faiz, Adam, Caca dan nama- nama lain yang sering disebut dalam blog Pena Kecil HTR, Taman Hati Faiz, maupun blog pribadinya Mba Asma Nadia. Oiya saya punya sebutan khusus untuk keluarga 2 penulis ini. Mau tahu? Keluarga Cahaya. Yah, mereka adalah cahaya saat saya sedang berjuang menjadi penulis, sementara FLP Tegal saat itu vakum karena ditinggal ketuanya. Setiap kali ke warnet saya selalu mengunjungi blog dua bersaudara ini plus blog Taman Hati milik Abdurahman  Faiz sastrawan yang kini beranjak remaja yang tak lain adalah sulung pasangan mba Helvy dan mas Tomi. Mengunjungi rumah maya mereka, tidak hanya belajar tentang dunia kepenulisan, di sana saya mendapat banyak hal baru tentang cinta kasih, berbagi dengan orang lain  dan pentingnya untuk terus  memperbaiki diri.

Alhamdulillah dua hari menjelang keberangkatan, saya dapat rezeki dari Allah melalui tangan seorang teman ( semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik ). Tak hanya itu, bapak juga memberi lampu hijau meski untuk itu saya terpaksa berbohong kalau saya ke Depok bersama rombongan, bukan sorangan.

Jumat pagi, sekitar jam 9 saya bertolak dari rumah dan sampai di Depok jam 9 malam. Perjalanan yang seharusnya  bisa ditempuh 7 sd 8 jam, karena macet dan bus mogok, molor menjadi 10 jam lebih.  Sebelum sampai di markas RBA Depok, sempat nyasar sebentar sih, tapi ketika hendak bertanya pada satu- satunya rumah yang masih terbuka malam itu, saya mendapati sosok Mba Asma, Kang Yadi, Mas Agung yang sedang ngobrol dengan teman- teman lain dalam posisi lingkaran. Alhamdulillah..

Kejutan tak terduga lainnya, malam itu saya bisa ngobrol santai dengan Mas Isa Alamsyah  penulis buku No Excuse, Jangan Takut Gagal, Cicak dan Buaya, Mulai dari Bawah, Dendam Positif, Jangan Dengar Kata Orang  yang selama ini saya akrabi dan baca ulang ketika butuh motivasi.

Tepat jam 9.30, Work shop dimulai. Tak rugi rasanya datang jauh- jauh dari Tegal karena mendapat motivasi , tips dalam menulis fiksi dan non fiksi. Selain itu, peserta juga mendapat ilmu baru yakni kiat bagaimana caranya menumbuhkan minat baca dan menulis pada anak- anak.

Mba Asma dan Mas Isa  mengisi materi secara bergantian. Penyampaian yang lugas, interaktif, membuat peserta menikmati dan nyaman meski acara baru selesai hingga jam 15.00 kemudian.

Setelah acara work shop, jadwal selanjutnya adalah sharing dengan teman- teman pengurus rumah baca. Yang kebagian sharing pertama kali yakni RBA Ciranjang- Cianjur. Disana, RBA mempunyai kelompok belajar, koperasi simpan pinjam, memproduksi susu kedelai, dan memiliki bank sampah.

RBA Ciledug, memiliki anak asuh hingga puluhan, kelompok belajar dll.

RBA Penjaringan, mengelola TPQ dan mengusahakan  beasiswa bagi anak- anak dhuafa.

Kala mengelola rumah baca ini, banyak teman- teman yang menerima hambatan. Dari mulai yang pingsan saat road show memperkenalkan buku, penyegelan, penutupan karena rumah baca berdiri di tanah tak bertuan, pemboikotan oleh warga karena memilih menolak bantuan dari sebuah parpol dengan syarat tertentu dll

Hmmm...menutup catatan ini, masih lekat dalam benak nasehat dari mba Asma " Temui dan rangkul orang yang sama semangatnya atau lebih unggul dari kita karena umur kita tidak sampai dimana, dengan begitu manfaat rumah baca kita akan lebih berkesinambungan". Saya sepakat, meski tak mudah, bukan berarti mustahil kan?

Tegal. 18012012. Kado Milad yang indah.

Minggu, 06 Januari 2013

Nulis Yuk...

Kumcer Hujan
Kamu suka menulis cerpen (populer, bukan sastra)? Kembali Gradien membuka projek kumcer untuk diterbitkan pada 2013. Untuk even ini, tanpa batasan usia peserta dan batasan pengalaman menulis. Projek ini akan menghasil sebuah buku kolaborasi 10 cerpenis. Seru, kan? Ikutan, yok..
Syarat dan Ketentuan:

  • Tema: Aku, Dia, dan Hujan (dalam cerita harus ada elemen hujan)
  • Cerita harus memenuhi syarat struktur cerpen.
  • Cerpen harus karya asli; bukan saduran, terjemahan, plagiat dari karya orang lain, atau cuplikan yang melanggar Hak Cipta orang lain.
  • Panjang cerpen 3.000-3.500 kata.
  • Harus ada setting, dan setting bebas (baik waktu, tempat, maupun negara. Tempat/negara menjadi poin penting dalam penilaian kami).
  • Cerpen harus bergenre salah satu di antara tiga genre ini: Romance, inspirasi, atau komedi.
  • Karakter tokoh utama berusia 17-25 tahun. Jenis kelamin karakter bebas.
  • Cerita harus ditulis dengan PoV 1.
  • Cerpen harus mempunyai ending yang jelas (tidak menggantung).
  • Naskah bersedia diedit oleh editor, dan apabila diminta, bersedia melakukan penulisan ulang.
  • Tidak menyinggung SARA dan pornografi.
  • Cerpen belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam format apa pun.
  • Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 cerpen.
  • Cerpen dikirim ke email gradienmediatama[at]gmail[dot]com
  • Email harus menggunakan Subject: Kumcer Hujan – [Judul Cerpen] by [NamaKamu]
  • Di badan email harus dituliskan data diri: Nama, Tempat Tanggal Lahir, Alamat Lengkap, No telp, dan akun twitter.
  • Cerpen ditunggu paling lambat 28 Februari 2013.
  • Apresiasi berupa Surat Perjanjian Penerbitan Buku (SPPB) dengan royalti 10% dibagi rata kepada 10 cerpenis.

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna