Kamis, 31 Juli 2014

Dari Halal bi Halal Flp Tegal, 30 juli 2014

am 9 pagi saya sampai di gedung BMT Bum, Jl Poso Tegal. Di sana sudah ada Oki , Faqih, Ihsan dan Riski dari Kammi, ada juga Mba Dewi, sudah menyiapkan meja presensi dan lain-lain.

Beberapa menit kemudian Mba Sinta dan putrinya sampai di lokasi tempat berlangsungnya halal bi halal Flp Tegal tahun ini. Se-menit-dua menit peserta yang sudah sms kehadiran belum juga datang. Menjelang pukul 10 pagi barulah Ade datang disusul Mba Untari, Mba Santi dari Flp Pemalang. Karena sudah molor dari jam seharusnya, acara halal bi halalpun di buka. Faqih dari Kammi Tegal berlaku sebagai MC, membuka acara kemudian dilanjutkan dengan tilawah oleh Faqih, dan sambutan dari saya ( mewakili sdri Eri Fitniati yang berhalangan hadir )

Sebelum Mba Sinta mengisi acara, alhamdulillah peserta acara berdatangan meski tak sebanyak tahun kemarin. Menurut Mba Sinta, penulisan novel Sophia dan Pink bertujuan memberi warna bacaan remaja agar tak jakarta sentris ( novel terbitan Mizan ini bersetting Surabaya dan sekitarnya ), menyelipkan nilai-nilai kehidupan, religius, dan sayang keluarga agar bacaan remaja tak melulu tentang pacaran dll.

Sebenarnya masih banyak yang disampaikan Mba Sinta, tapi berhubung asyik mendengarkan, hingga saya lupa mencatat. Acara semakin seru ketika sesi tanya jawab. Hampir semua yang datang mengajukan pertanyaan ke Mba Sinta. Berikut yang saya dapat rekam di memori. Semoga ada manfaatnya...

1. Berkarya ( menulis ) tak sebatas menulis buku dan menulis di media. Banyak cara lain untuk menulis misalnya menulis blog, menulis buku resep ( memadukan keahlian memasak plus potograpi ), skenario, skrip iklan dll.
2. Buku cerita anak atau teenlit tak harus ditulis oleh anak atau remaja. Kita juga bisa menulis cerita anak atau teenlit agar bisa menyisipkan nilai-nilai kebaikan, cinta keluarga dll
3. Jangan takut mempublis karyamu. Percaya dirilah akan apa yang kita tulis. Cobalah kirimkan tulisan ke media atau note FB, Blog dll. Kalau belum siap kritikan pedas, cara terbaik adalah mengirim tulisan ke media. Karena cara menolak media biasanya lebih santun daripada komentar teman kita di medsos. Dan semangat terus tentunya
4. Kalau menulis novel remaja atau novel anak patut dicoba dengan menulis setting daerah tempat kita tinggal. Kalau kita tinggal di Tegal pakailah setting yang biasanya dikunjungi remaja Tegal, usahakan jangan Mall. Bisa Alun-alun, Balai kota lama ( kantor pos besar ) cobalah observasi ke sana dan tempat lainnya yang hendak kita jadikan setting tentunya.
5.Dalam berkarya yang kita kejar adalah rezeki yang barakah
6. Di era yang serba terbuka ini, bersiap-siaplah untuk dikritik.

Rabu, 23 Juli 2014

Yuli dan Pangeran Celana ( IRC 15 )

Judul Buku : Sorry That Ilove You
Pengarang : Aveus Har
Penerbit : Media Presindo, Yogyakarta
Tebal : 172 halaman


Apakah aku bisa mendapatkan cowok tampan sebagai pacarku? ( halaman 166 )

Menjelang ulang tahunnya yang ke 17, Yuli galau. Disaat teman-temannya seperti Dista, Linda, Karin sudah punya pacar, dirinya masih jomblo. Yuli berharap di pesta ultahnya nanti ia telah mempunya pangeran tampan yang menjadi pacarnya.

Yuli semakin galau manakala menyadari kalau wajahnya tak secantik Dista dan lainnya

Suatu hari, dengan berdebar-debar Yuli mendatangi tenda Madame Unezo yang dikenal sebagai peramal cinta. Kata peramal itu, Yuli akan bertemu dengan cowok tampan, yang bakal menjadi pacar pertama dan terakhirnya. Si peramal hanya memberi satu petunjuk; celana

Dari sinilah petualangan Yuli bermula. Dari petualangan mencari pangeran celananya, Yuli kerap kecewa, sakit hati karena cowok-cowok yang ia kira pangeran celananya. Sialnya, Yuli mengabaikan kebaikan hati Romi sahabatnya yang selalu ada saat dirinya membutuhkan. Bagaimana kisah selanjutnya?Akankah Yuli bertemu dengan pangeran celananya? ataukan bersatu dengan Romi?

Soory That Ilove You ditulis dengan bahasa ringan, mengalir, mudah dipahami terutama pembaca remaja. Meski mengangkat tema pacaran, ramalan ada nilai moral ketika membaca novel ini.

Jujur dibanding novel Aveus Har sebelumnya ( Pangeran Langit ) saya lebih suka Pangeran Langit karena konfliknya lebih greget dll. Tetapi novel Sorry That Ilove You juga sayang untuk dilewatkan terutama pembaca remaja putri...

Sabtu, 19 Juli 2014

Dari buka bersama RBA Tegal

Kalau biasanya pas awal ramadhan para pengurus RBA Tegal kumpul buat membahas agenda buka bersama, RBA berbagi dan lainnya, ramadhan kali ini karena kesibukan masing-masing relawan, dari puasa pertama hingga menginjak minggu kedua saya belum mendapat sms untuk rapat. Kalau hari jumat dan sabtu saya dan Yuda tetap datang seperti biasanya melayani anggota RBA Tegal yang didominasi anak-anak meminjam dan mengembalikan buku.

Hingga suatu hari saya ditanya beberapa anak, Om kapan buka puasa bersama? biasanyakan di perpus ada bukber?. Saya jawab pertanyaan mereka sekenanya, insyaallah seminggu sebelum lebaran.

Karena setiap datang ke rumah baca asma nadia ditanya hal yang sama, akhirnya saya sms ke koordinator RBA Tegal, Endirah Ekaningrum tentang pertanyaan anak-anak mengenai bukber.

Setelah berembuk sebentar dengan Yuda, akhirnya kami pilih tanggal 19 untuk acara buka bersama karena kalau tanggal 26, terlalu mepet takutnya yang punya rumah yang dipakai buat RBA Tegal sudah  mudik ke Purwodadi. Jadilah waktu yang terbilang singkat itu kami menyiapkan acara bukber RBA Tegal tahun ini. Saya dan Yuda kebagian mencatat anak-anak yang mau ikut, plus acara bukber. Sementara Endirah dan kawan-kawan menyiapkan lainnya konsumsi dll

Karena waktu yang mendadak, kalau biasanya bukber yang kami adakan mengundang teman-teman lain yang bisa mendongeng, cerita atau tausyiah kepada anak-anak, kali ini acaranya simpel cuma bukber tanpa dongeng atau lainnya.

Untungnya sehari sebelum acara bukber, kami berinsiatif agar bukber nanti acaranya diisi anak-anak yang bersedia membaca puisi, membaca surat-surat pendek dan tausiah.

Jam 4.30 saya sudah sampai di markas RBA Tegal, rupanya di sana sudah banyak yang datang baik pengurus maupun anak-anak yang biasa meminjam dan bermain di RBA Tegal.

Singkat kata, acara dimulai pada jam 5 sore, setelah mba Dewi membuka acara, Fibri membaca puisi, dilanjutkan dengan bacaan surat ad-duha dan al'ala oleh Umam. Setelah Umam selesai, Miftah ketengah untuk kultum. Saya kaget ketika Miftah yang baru kelas 1 SMP itu dihadapan teman-teman lainnya menyampaikan tausiah berjudul tips agar ibadah puasa tak membosankan. Menurut alumni SDIT Lukman Al hakim ini, cara agar puasa tak membosankan adalah

1. Banyak membaca buku. Menurutnya, kurikulum 2013 menuntut kita sebagai pelajar harus banyak membaca karena kurikulum yang baru itu menekankan pada diskusi dan guru pasif dibanding kurikulum yang lama
2. Banyak baca Alqur'an
3. Memperbanyak ibadah salat sunah seperti salat malam dan salat duha
4. Mengisi kegiatan positif sehingga saat puasa waktunya tidak terbuang untuk tidur atau menonton televisi

Setelah Miftah selesai, 15 menit yang tersisa diisi dengan membaca surat-surat pendek secara bergiliran.

Setelah adzan magrib berkumandang, kamipun berbuka puasa bersama. Alhamdulillah acara berlangsung lancar, terimakasih tak terhingga buat bapak dan ibu Pangat atas tempatnya selama ini, teman-teman relawan RBA Tegal yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Semoga RBA Tegal tetap berdiri, menyebarkan budaya membaca, karena dengan membaca membuka cakrawala dunia...
NB..foto ini saat bukber RBA tahun lalu.



Rabu, 16 Juli 2014

Persahabatan, Cinta, Aceh dan GAM ( IRC 14 )




Judul Buku : Aku Angin Engkaulah Samudra
Pengarang : Tasaro GK
Penerbit : Qanita, Mizan, Bandung
Tahun Terbit : Februari 2014
Tebal : 572 halaman
ISBN : 978-602-1637-20-3
Harga : 59.000

Maru dan Samu kecil, tinggal di sebuah dusun di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.  Meski Maruto adik kelas Samudra di SD negeri tempat ibu Maru mengajar sekaligus menjadi kepala sekolah, mereka seolah tak terpisahkan. Samudra sangat senang jika melihat pasukan loreng singgah di dusunnya. Sebaliknya Maru tak tertarik sama sekali. Meski tak tertarik dengan rombongan tentara tersebut, Maru tak pernah bisa menolak  ajakan sahabatnya  berlari melintasi kawasan hutan demi melihat rombongan ABRI yang sedang melintas di Pule-pule ( pemukiman penduduk paling utama di dusun mereka )
Meski tinggal di dusun terpencil, Maru dan Samu sesekali mewakili Kabupaten mengikuti lomba puisi atau lomba pidato
Maru dan Samu terpaksa terpisah karena ibu Maru pension dan harus kembali ke Yogyakarta tempat Maru dan ibunya berasal
Terbiasa tinggal di dusun kecil nan damai, membuat Maru harus berjuang keras beradaptasi dengan dengan lingkungan barunya. Saat di SMP, Maru kerap di bully meski tak secara verbal. Saat di SMA, Maru yang karena nilainya pas-pasan terpaksa sekolah di SMA swasta harus menjadi teratai di tengah teman-teman yang lekat dengan dunia kelam
Singkat kata, setelah lulus SMA, Maru kuliah nyambi menjadi penyiar radio dan wartawan kampus. Berbekal pengalaman menjadi wartawan kampus, Maru meninggalkan Yogyakarta merantau ke Jawa Barat. Sembari meneruskan kuliah, Maru menjadi wartawan di sebuah Koran lokal kenamaan di sana
Sembari meliput berita, Maru juga berencana menulis novel berlatar Aceh yang kala itu sedang bergolak. Semangat  Maru menulis novel kian menggebu ketika suatu hari dihubungi sahabat kecilnya, Samu yang ternyata menjadi tentara dan di tugaskan di Serambi Mekah. Terlebih saat mengetahui sahabatnya tengah jatuh hati dengan Mala, perawat yang keluarganya tewas saat terjadi bentrok senjata antara TNI dan GAM. Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah Maru bisa bertemu dengan Samu? Bagaimana kisah cinta Mala yang terlanjur trauma melihat laki-laki berseragam loreng?
Aku Angin Engkaulah Samudra di tulis Tasaro GK dengan sangat menarik.  Sebagai pembaca saya merasa Tasaro berhasil menghidupkan era akhir 80-an, 90-an hingga 2004-an dengan baik. Tak hanya itu, diksi, alur, konfilik yang kuat membuat pembaca larut dari awal hingga akhir cerita
Sedikit catatan, pada halaman 385, ada paragraph yang pada awal kalimatnya tertulis “aku mencermati jarum jam tangannya” di kalimat selanjutnya tertulis “sudah lewat satu jam. Hebat. Kali pertama dalam hidupku waktu terbuang secara… menurut hemat saya lebih pas jika “aku mencermati jarum jam ditanganku”
Its’oke, diluar itu, novel ini sangat sayang untuk dilewatkan. Selamat Membaca…

Peresensi : Sutono Adiwerna, penulis dan penikmat buku

               

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna