Selasa, 23 Desember 2014

Mengalah Demi Cinta yang Lain ( IRC 25 )




Judul buku : Dua Keping Cinta
Pengarang : Madun Anwar
Penerbit : Media Kita, Jaksel
Cetakan : November 2014
Tebal : 138 halaman
Harga : Rp.40.000
            Panah cinta bisa menembus siapa saja. Termasuk kepada anak tukang kue
            Lestari, bintang kelas, anak seorang tukang kue. Suatut hari Lestari hendak menyalin puisi untuk tugas pelajaran bahasa Indonesia. Sayangnya saat hendak menulis, ternyata dirinya lalai membawa pulpen. Di perpustakaan sekolah inilah, kali pertama Lestari bertemu dengan cowok bermata sipit, berkacamata yang membuat jatungnya berdebar
            Raihan demikian nama cowok bermata sipit, berkaca mata tersebut ternyata tetangga sahabatnya, Dila. Berkat bantuan  Dila dan Dito, Lestari semakin dekat.
            Sayangnya meski sama-sama menyimpan rasa, keduanya harus mengubur cinta mereke demi cinta lainnya
            Dua keping cinta ditulis dengan bahasa cair, mengalir. Diksi yang menurut saya pas, membuat saya sebagai pembaca terhanyut dari awal hingga akhir cerita. Novel manis ini ditulis dengan alur maju sehingga tak membuat pembaca mengerutkan kening.
            Sedikit catatan, di novel perdananya ini, Madun Anwar agak tergesa-gesa, terkesan ingin cerita cepat-cepat menuju ending.
            Sedikit saran, jika ditambahi flash back cinta segitiga antara Ayah Ibu Raihan dengan ibunya Lestari pasti novelnya lebih greget dan terkesan lebih serius karena penulis akan berusaha menuliskan seting tahun 80-an atau 90an yang tentunya memerlukan riset yang memadai.
            Akhirkata, novel ini sayang untuk dilewatkan terutama bagi remaja dan penyuka novel bergenre romance. Selamat Membaca.

Selasa, 09 Desember 2014

3 Anak Badung ( IRC 24 )

Judul Buku : 3 Anak Badung
Penulis : Boim Lebon
ISBN : 978-602-8277-82-2
Penerbit : Indiva, Solo
Tebal/Ukuran : 192/19cm
Harga :Rp. 25.000

Cerita yang mengharu biru dan menyentuh. “semoga cerita ini bias menjadi Ibroh bagi para Ibu dan anak-anak di negeri ini. ( Ustad Jefri Al Buchori, Alm )
 
            Kisah 3 Anak Badung bermula deriseorang ibu muda bernama Bunga Cinta Lebay ( BCL ) atau biasa dipanggil MpokBung, yang suaminya sudah tiga kali lebaran tak ada kabar berita. Karena putus asa dan sakit hati dengan sang suami, dengan terpaksa BCL mengajak ketiga anaknya Mola ( 7th ), Rama ( 6th ), dan Reh ( 4th) naik kereta api jurusan Jakarta-Yogya. Agar tak ditariki tiket, Mpok Bung dan anak-anaknya berpura-pura menjadi pengamen. Meski dengan berat hati, karena merasa tak sanggup bisa menghidupi diri dan ketiga anaknya, Mpok Bung meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil-kecil itu di gerbong kereta api.
 
            Sepuluh tahun kemudian, ketiga anak tersebut tumbuh menjadi remaja dengan karakter berbeda satu sama lainnya. Mola,si sulung lemot dan mudah lupa. Rama, si tengah mudah emosi tapi paling bijak.Reh, si bungsu suka tidur sembarang tempat.
 
            Kisah semakin seru ketika ketiganya pulang ke Jakarta untuk mencari kembali Mpok Bung. Suatu saat, ketiga anak badung tersebut terpisah-pisah. Mola dan Rama bertemu dengan Bang Sofwan sopir truk yang taat ibadah, sementara si bungsu Reh harus berurusan dengan preman dan Bandar narkoba.
 
            Bagaimana kisah selanjutnya? Dapatkah ketiga anak badung tersebut bersatu kembali dengan sang ibu alias BCL alias Mpok Bung?
 
            Membaca novel humor dengan tebal 192 halaman ini benar-benar terhibur. Banyak joke-joke segar yang bisa membuat pembaca tersenyum bahkan tertawa lepas. Tak hanya itu, pembaca juga akan menemukan kalimat-kalimat yang sarat hikmah. Misal, “Kalau kita ingin jadi orang baik, yang Maha Kuasa akan ngejagain kita” ( hal 108 ), “ Berdzikir dan berdoa adalah salah satu cara ampuh mengatasi setiap masalah” ( hal 86 )
 
            Nama Boim Lebon yang telah menulis puluhan serial Lupus Kecil, Lupus Abg, dan novel humor lainnya membuat novel 3Anak Badung di jamin tak mengecewakan.
 
            Sebagai catatan,  pada halaman 101, ada tebak-tebakan di novelini yang menurut saya kurang segar ( mungkin karena saya sudah pernah mendengarnya )  yakni sebagai berikut
            “Apa bahasa arabnya diam di tempat?”
“Wah, saya nggak tahu”
“Ta’kabur!He..he..”
 
Secara keseluruhan novel ini cocok dibaca siapa saja. Terlebih untuk para remaja.Selamat Membaca…

Senin, 01 Desember 2014

Kisah Tentang Hafiz Cilik ( IRC 23 )


Judul Buku : Mahkota Cahaya Untuk Ayah Bunda
Pengarang : Fifa Dila
Penerbit : Noura Books Jakarta
Tebal : 256 Halaman
Cetakan Pertama : Juni 2014
Harga : Rp.44.000
ISBN : 978-602-1306-26-0

                Derajat seorang di surga tergantung kedekatannya dengan Al-Quran, dan seorang anak yang menghafal Al-Quran maka kelak ia akan memakaikan mahkota indah di kepala orangtuanya.. ( Sabda Rasulullah saw )
                Kecelakaan di laut menyebabkan Hafiz yang kala itu berusia setahun, kehilangan Umi dan Abinya. Karena yatim piatu, Hafiz kecil di dibesarkan dan dirawat Kakek Alimudin, di sebuah pulau bernama pulau Antara.
                Dalam membesarkan Hafiz, Kakek Alim bertekad menjadikan Hafiz seorang penghapal Al-Quran. Kakek Alim tak memasukan Hafiz ke sekolah umum seperti anak-anak lainnya sebelum Hafiz hafal 30 juz Al-Quran. Tak hanya itu, Hafiz juga tak di perbolehkan oleh Kakek Alim pergi ke kota. Menurut Kakek Alim, di kota banyak setan, jin dan iblis. Kota adalah sumber maksiat ( halaman 31 )
                Di pulau itu, Hafiz bersahabat dengan Jidan, Mahmud, Rizki dan Nur yang kebetulan mengaji sama Kakek Alim. Berbeda dengan Hafiz, Jidan dan kawan-kawan adalah siswa di sebuah Sekolah Dasar di pulau Antara
                Dari Jidan dan lainnya, Hafiz tahu tentang sekolah,  Hafiz juga tahu kalau teman-temannya itu sering berdarma wisata  ke kota. Kata Pak Jafar guru mereka, kota itu indah. Banyak gedung bertingkat, ada kebun binatang dan gedung megah lainnya. Singkatnya, Hafiz ingin merasakan asyiknya bersekolah dan mempunyai cita-cita yang tinggi
                Karena tidak diperbolehkan sekolah oleh Kakek Alim, Hafiz terpaksa sembunyi-sembunyii mendatangi sekolah Jidan.  Suatu hari Pak Jafar mengetahui kalau Hafiz sering menyimak pelajaran dari balik jendela. Hal ini menyebabkan Pak Jafar berinisiatif meminta ijin kepada Kakek Alim agar Hafiz bisa sekolah seperti yang lainnya.
                Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah Hafiz bisa mengkatamkan hafalan Al-Qur-annya?
                Membaca novel  Mahkota Cahaya untuk Ayah Bunda membuat kita sebagai pembaca ( terutama pembaca muslim ) akan mencintai Al-Quran. Kalaupun tidak atau berniat menjadi penghapal Al-Quran, setidaknya dengan membaca novel ini tergerak rajin membaca Al-Quran. Kalaupun belum one day one juz setidaknya kita menyempatkan membaca selembar, dualembar setiap harinya. Inshaallah.
                Dengan gaya bahasa yang sederhana, mengalir membuat novel ini bisa dinikmati tanpa harus dengan kening berkerut. Selain menghibur, membaca novel ini banyak hikmah yang bisa kita ambil selain yang sudah saya sebut di atas.
                Kelebihan lainnya, selain kovernya menawan dan banyak kata-kata indah yang memotivasi. Misalnya;
                Allah memudahkan siapa saja yang mau belajar Al-Quran ( Halaman 176 )
                Sedikit catatan, di bab-bab awal cara bercerita Fifa Dila cukup bagus. Sayangnya di bab-bab pertengahan cara Fifa Dila bercerita, mengendur, konflik yang dibangun antar tokoh kurang menukik. Untungnya testimoni di sampul belakang buku positif sehingga saya terus dan terus mengikuti kisah Hafiz. Dan untungnya, di bab-bab akhir cerita lebih greget lagi dan konflik lebih menukik tajam dengan kehadiran tokoh Pino dan ayahnya yang jahat.

                Secara keseluruhan novel ini sayang untuk dilewatkan dan bisa dibaca segala usia. Selamat Membaca...

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna