Selasa 20 Des 2016, saya dihubungi penulis buku Titik Ba, Mas Toha Faaz beliau berencana memakai Rumah Baca Asma Nadia Tegal ( RBA Tegal ) pelatihan Matematika Detik sekaligus pengenalan metode menghitung secepat membaca huruf tersebut ke anak-anak RBA Tegal. Dan istimewanya pelatihan tersebut akan diliput Net TV
Saya langsung mengiyakan. Karena mumpung anak-anak yang biasa berkunjung ke rumah baca yang letaknya di belakang rumah dinas Bupati ini sedang libur panjang semester pertama, jadi ada kegiatan positif lain selain meminjam dan membaca buku tentunya.
Karena musim lebaran kemarin RBA buat halal bi halal karyawan toko buku Media Ilmu ( RBA Tegal memang berada di rumah Pak Pangat, Pemilik toko buku beken di Slawi tersebut ) jadi bukunya agak sedikit berantakan. Jadi, jumat pagi tanggal 23 Des saya dibantu Umam dll kerja bakti agar buku-buku terlihat cantik dan ndak ngisin-ngisini buat syuting. Televisi nasional pula. Kerja bakti selesai sekitar 11.30, menjelang salat jumat.
Saat saya bersiap menuju RBA Tegal, saya ditelpon penulis buku Titik Ba, kalau pelatihan matematika detik ditunda jumat depannya lagi. Duh padahal sudah kerja bakti, sudah pula woro-woro ke anak-anak agar dandan lebih rapi, lebih cantik, lebih guanteng hehe. Untungnya anak-anak legawa. Alhamdulillah, tapi saya tekankan pada anak-anak agar tak terlalu berharap. Hehe. Why? Net TV wartawannya pasti punya jadwal yang padat, dan tak menentu.
Jumat 30 Des pagi, saya dihubungi penulis Titik Ba bahwa siang nanti positif Net TV siap meliput. Alhamdulillah
Jam setengah dua siang, saya sudah sampai di RBA Tegal. Anak-anak sudah pada kumpul. Sayangnya hanya anak-anak perempuan saja. Ketika saya tanya ke salah satu anak, katanya anak-anak lanang ndak mau ikut takut dikasih pertanyaan perkalian dan sebagainya. Ketika saya melihat Damar cs sedang bermain bola, saya bujuk agar mereka datang. " cuma syuting, ndak ada ujian. Cuma sedikit pelatihan" Alhamdulillah meski awalnya mereka tak percaya, tapi akhirnya mereka mau menyudahi bermain bola untuk ganti pakaian.
Tepat jam dua siang, tim Matematika Detik datang. Setelah dirasa siap, wartawan Net TV juga akhirnya juga sampai di rumah baca yang berdiri tahun 2009 ini.
Acara pelatihan pun dimulai. Alhamdulillah semua lancar. Untuk menghitung secepat membaca huruf, diperlukan proses dan latihan yang cukup, begitu pemateri mengawali acaranya.
Tak hanya anak-anak yang ikut belajar Matematika Detik para relawan juga mencoba metode agar bisa menghitung cepat tersebut. Ohya selain mewawancarai penulis Matematika Detik, Net TV juga mewawancara Pak Pangat dan Saraya Adjrina, mewakili anak-anak RBA Tegal
Akhir tahun yang manis, RBA Tegal tak disangka diberi kesempatan yang menurut saya istimewa
ini.
Sabtu, 31 Desember 2016
Kamis, 22 Desember 2016
Menulis Itu Asyik bersama SMPIT Assalam Pekalongan
Bakda salat Ashar saya dijemput Mas Fathcu menuju SMPIT Assalam Pekalongan. Ohya sebenarnya saya di Pekalongan dalam rangka menjadi Inspirator Kelas Inspirasi Pekalongan dan kebetulan diminta Ustazah Azmi, guru jurnalistik di sekolah tersebut untuk mampir agar memotivasi santri-santri yang ikut eskul jurnalistik.
Sesampainya di SMPIT, saya langsung menuju lantai 2 tepatnya di ruang kelas 7C. Dengan pengeras suara, Mas Fathcu, mengumpulkan anak-anak eskul jurnalistik
Tak berapa lama, semua santri putri berdatangan. Mereka dengan sigap menata kursi dan menempati tempat duduk masing-masing. Salwa, yang ditugasi sebagai MC membuka acara. Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur'an saya berdiri di muka kelas
Alhamdulillah atmosfir kelas inspirasi masih menyala sehingga bisa saya bagi dengan memulai tepuk kota batik sebelum saya menyampaikan sedikit ilmu kepenulisan yang saya punya
Saya mengawali materi dengan manfaat menulis yakni menyehatkan, keliling dunia, banyak teman dan berdakwah.Menyehatkan, saya nukil kisah Teh Pipiet Senja, dan Pak Habibie. Keliling dunia, saya menceritakan perjalanan asianya Mas Golagong, travelingnya Mba Asma Nadia, dan Tere Liye. Banyak teman, saya kasih bukti bisa bertemu dengan teman-teman Kelas Insprasi dan bisa ketemu siswi SMPIT Assalam. Berdakwah, saya ambil contoh buku-buku Kang Abik, Ust Yusuf Mansur dll.
Alhamdulillah sembari berkisah, saya menangkap adik-adik yang berkisar 30an terlihat nyaman, nyambung dan antusias
Onya saya menyampaikan tentang Mencari Ide, Membuat Judul yang Oke, dan Tips Membuat Cerita yang Oke
Saat sesi latihan, semua terlihat antusias. Alhamdulillah. Insyaallah jika bakat mereka diasah, diasah lagi, kelak mereka menjadi penulis-penulis hebat. Amiin.
Pukul 17.15, Menulis Itu Asyik saya closing. Alhamdulillah 13 Desember menjadi moment istimewa. Berbagi di dua tempat.Kelas Inspirasi Pekalongan dan Sedikit Motivasi ke SMPIT Assalam Pekalongan.
Sesampainya di SMPIT, saya langsung menuju lantai 2 tepatnya di ruang kelas 7C. Dengan pengeras suara, Mas Fathcu, mengumpulkan anak-anak eskul jurnalistik
Tak berapa lama, semua santri putri berdatangan. Mereka dengan sigap menata kursi dan menempati tempat duduk masing-masing. Salwa, yang ditugasi sebagai MC membuka acara. Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur'an saya berdiri di muka kelas
Alhamdulillah atmosfir kelas inspirasi masih menyala sehingga bisa saya bagi dengan memulai tepuk kota batik sebelum saya menyampaikan sedikit ilmu kepenulisan yang saya punya
Saya mengawali materi dengan manfaat menulis yakni menyehatkan, keliling dunia, banyak teman dan berdakwah.Menyehatkan, saya nukil kisah Teh Pipiet Senja, dan Pak Habibie. Keliling dunia, saya menceritakan perjalanan asianya Mas Golagong, travelingnya Mba Asma Nadia, dan Tere Liye. Banyak teman, saya kasih bukti bisa bertemu dengan teman-teman Kelas Insprasi dan bisa ketemu siswi SMPIT Assalam. Berdakwah, saya ambil contoh buku-buku Kang Abik, Ust Yusuf Mansur dll.
Alhamdulillah sembari berkisah, saya menangkap adik-adik yang berkisar 30an terlihat nyaman, nyambung dan antusias
Onya saya menyampaikan tentang Mencari Ide, Membuat Judul yang Oke, dan Tips Membuat Cerita yang Oke
Saat sesi latihan, semua terlihat antusias. Alhamdulillah. Insyaallah jika bakat mereka diasah, diasah lagi, kelak mereka menjadi penulis-penulis hebat. Amiin.
Pukul 17.15, Menulis Itu Asyik saya closing. Alhamdulillah 13 Desember menjadi moment istimewa. Berbagi di dua tempat.Kelas Inspirasi Pekalongan dan Sedikit Motivasi ke SMPIT Assalam Pekalongan.
Jumat, 16 Desember 2016
Dari Kelas Inspirasi
12 November 2016, saya terkejut. Seorang teman dari Yogyakarta berada di Tegal menjadi Inspirator Kelas Inspirasi Tegal 2. Dari sinilah saya berselancar laman Kelas Inspirasi. Dan mendapat informasi kalau tanggal 13 desember Kelas Inspirasi ada di Kota Pekalongan.
Singkatnya, saya mengisi formulilr pengajuan diri menjadi Inspirator KI Pekalongan dengan profesi Penulis Lepas
Dua minggu kemudian, saya mendapat email bahwa saya lolos seleksi menjadi Inspirator. Alhamdulillah. Rasanya senang bercampur deg-degan karena ini kali pertama bergabung dengan Kelas Inspirasi
Rasa senang itu tak lama. Begitu sadar kalau tabunganku telah habis buat belanja buku di beberapa lapak online. Duh padahal transport dari Tegal ke Pekalongan ditanggung relawan belum lagi iuran yang besarnya tergantung dari kelompok mana berasal.
Jadilah selain mempersiapkan diri apa-apa yang perlu dibawa ke Kota Batik, saya lebih banyak berdoa dan lebih giat menulis, dan buka lapak, jualan buku via Fesbuk
Alhamdulillah, niat baik selalu diberi kemudahan. Ada honor masuk dari sebuah tabloid, beberapa buku laku terjual dan rejeki lain dari arah yang tak disangka
Singkatnya, tanggal 12 Des sore, saya menuju Pekalongan. Sesampainya disana, saya ke rumah kerabat di Kandang Panjang. Rencananya, saya menginap di Panjang terus pagi pagi sekali baru menuju ke SD Bandengan 1 tempat saya nanti mengajar sehari.
Menjelang Magrib, saya ditelpon Fini, dari Fasilitator KI, agar sebaiknya saya menginap di Bina Griya bersama relawan lain. Katanya ada beberapa yang perlu dibahas. Singkat cerita, saya sampai di Bina Griya berkenalan dengan para relawan lain. Ada yang dari Tegal, Pemalang, Semarang bahkan Jakarta
Tepat jam 8 pagi, Kelas Inspirasipun dimulai. Saya kebagian mengajar di kelas 2, Kelas 5 dan Kelas 1. Ajaib. Saya yang pendiam dan pemalu ini ( ehem ) berhasil mengajak anak-anak Tepuk Batik, Tepuk Semangat dan menyapa Hai-Halo jika kelas mulai riuh.
Kau tahu? anak-anak berebut saat saya minta mengumpulkan tugas berisi nama, alamat, hobi dan cita-cita mereka. Sttt ini rahasia. Ada satu atau dua yang cita-citanya menjadi Pendekar. Pendekar? tapi di kelas saya lebih mending. Konon di kelas lain ada yang cita-citanya PREMAN ( duh )
Acara Kelas Inspirasi di Bandengan 1, ditutup dengan penempelan cita-cita anak-anak kelas 4 sd 6 di pohon cita-cita ( semoga cita-cita baik, tinggi kalian tercapai ya Nak )
Allah, terimakasih ketika saya belum berlimpah harta, saya diberi kesempatan oleh-Mu berbagi inspirasi.
Singkatnya, saya mengisi formulilr pengajuan diri menjadi Inspirator KI Pekalongan dengan profesi Penulis Lepas
Dua minggu kemudian, saya mendapat email bahwa saya lolos seleksi menjadi Inspirator. Alhamdulillah. Rasanya senang bercampur deg-degan karena ini kali pertama bergabung dengan Kelas Inspirasi
Rasa senang itu tak lama. Begitu sadar kalau tabunganku telah habis buat belanja buku di beberapa lapak online. Duh padahal transport dari Tegal ke Pekalongan ditanggung relawan belum lagi iuran yang besarnya tergantung dari kelompok mana berasal.
Jadilah selain mempersiapkan diri apa-apa yang perlu dibawa ke Kota Batik, saya lebih banyak berdoa dan lebih giat menulis, dan buka lapak, jualan buku via Fesbuk
Alhamdulillah, niat baik selalu diberi kemudahan. Ada honor masuk dari sebuah tabloid, beberapa buku laku terjual dan rejeki lain dari arah yang tak disangka
Singkatnya, tanggal 12 Des sore, saya menuju Pekalongan. Sesampainya disana, saya ke rumah kerabat di Kandang Panjang. Rencananya, saya menginap di Panjang terus pagi pagi sekali baru menuju ke SD Bandengan 1 tempat saya nanti mengajar sehari.
Menjelang Magrib, saya ditelpon Fini, dari Fasilitator KI, agar sebaiknya saya menginap di Bina Griya bersama relawan lain. Katanya ada beberapa yang perlu dibahas. Singkat cerita, saya sampai di Bina Griya berkenalan dengan para relawan lain. Ada yang dari Tegal, Pemalang, Semarang bahkan Jakarta
Tepat jam 8 pagi, Kelas Inspirasipun dimulai. Saya kebagian mengajar di kelas 2, Kelas 5 dan Kelas 1. Ajaib. Saya yang pendiam dan pemalu ini ( ehem ) berhasil mengajak anak-anak Tepuk Batik, Tepuk Semangat dan menyapa Hai-Halo jika kelas mulai riuh.
Kau tahu? anak-anak berebut saat saya minta mengumpulkan tugas berisi nama, alamat, hobi dan cita-cita mereka. Sttt ini rahasia. Ada satu atau dua yang cita-citanya menjadi Pendekar. Pendekar? tapi di kelas saya lebih mending. Konon di kelas lain ada yang cita-citanya PREMAN ( duh )
Acara Kelas Inspirasi di Bandengan 1, ditutup dengan penempelan cita-cita anak-anak kelas 4 sd 6 di pohon cita-cita ( semoga cita-cita baik, tinggi kalian tercapai ya Nak )
Allah, terimakasih ketika saya belum berlimpah harta, saya diberi kesempatan oleh-Mu berbagi inspirasi.
Kamis, 15 Desember 2016
Cinta Luar Biasa, Laki laki Biasa
Judul Film : Cinta Laki Laki Biasa
Sutradara : Guntur Suharyanto
Produksi : Kharisma Starvision
Skenario : Alim Studio
Pemain : Velove Vexia, Deva Mahenra, Dini Aminarti, Nino Vernandez, Ira Wibowo, Dewi Yull, Yati Surahman dll
Sebenarnya saya sudah merencanakan menonton Film yang diadaptasi dari cerpen Mba Asma ini pas di hari pertama dirilis. Tapi, pada tanggal 1 desember 2016, film ini belum tayang di Gajah Mada Cinema Tegal. Pada tanggal 4 desember, saya mendapati iklan di sebuah koran bahwa film yang cerpennya ada di buku Cinta Laki-Laki Biasa ( ada cerpen saya lho-P ) tayang di gedung bioskop yang beralamat di jalan Gajah Mada Tegal ini. Sayangnya, saat itu saya sedang menyiapkan diri menjadi relawan Kelas Inspirasi pada tgl 13 desember. Finaly, bisa ketemu Nania dan Rafi meski agak telats.
Sinopsis
Nania Adinda Wiryawan ( Velove ) kenal Rafly ( Deva ) saat dirinya magang di tempat Rafly bekerja
Nania terkesan dengan kesederhanaan, kejujuran, kesalehan Muhammad Rafly Imani yang kebetulan menjadi mentor Nania
Gayung bersambut. Diam-diam Rafly juga mengagumi Nania yang cantik, cerdas, sarjana, anak orang kaya, ramah serta tak canggung bergaul dengan para tukang bangunan tempat Raflybekerja.
Saat menghadiri acara Wisuda Nania, Rafly membatalkan menemui Nania karena melihat Nania dan keluarganya tengah bercengkrama dengan Tio, dokter muda lulusan Jerman, tampan yang hendak dijodohkan dengan Nania
Suatu hari, Nania dan Rafly bertemu kembali karena tempat kerja keduanya bekerja sama. Singkatnya, Rafly mengutarakan niatnya untuk bertaaruf dengan gadis cantik nan cerdas itu. Dan Nania menerima ajakan laki-laki yang biasa tersebut
Tentu saja keinginan Nania ditentang keluarganya. Terlebih ibunya ( Ira Wibowo ). Meski mendapat pertentangan dari sana sini, Nania tetap kukuh dan bersedia dipinang Rafly, laki laki biasa, dengan wajah biasa, pekerjaan biasa dan gaji yang juga biasa
Tak terasa, 10 tahun lamanya Rafly dan Nania berumah tangga. Meski dengan kehidupan serba sederhana, Nania merasa bahagia dan harmonis. Tidak seperti rumah tangga kakak- kakak Nania yang didapati secara tak sengaja tengah bertengkar.
Suatu hari, Nania hendak menuju rumah salah seorang kakaknya ( Dewi Rezer ) yang hendak bunuh diri karena suaminya ditangkap KPK karena kasus korupsi. Malang tak dapat ditolak, saat mobil Nania melaju, dari arah berlawanan mobil Nania dihantam truk dengan kecepatan tinggi.
Benturan keras di kepala, membuat Nania kehilangan memori masa lalunya. Singkatnya, Nania tak bisa mengenali siapa saja termasuk Rafly dan Yasmin ( anak mereka )
Sekuat tenaga, Rafly berusaha mengembalikan memori isteri yang dicintainya. Sayangnya hal ini menyebabkan Nania frustasi. Nania tak hanya tak mau bertemu dengan Raffi, Nania bahkan tak mau lagi diterapi oleh dokter Tio ( Nino Fernandez ). Di tengah kesedihan, kebingungannya, serta membagi waktu bekerja dan mengasuh Yasmin dan Yusuf, Raffi meminta tolong kepada Lulu ( Dini Aminarti ) agar Nania kembali mau menjalani pengobatan. Bagaimana kisah selanjutnya?
Menurut saya, film Cinta Laki-laki Biasa menghanyutkan. Dibanding film Mba Asma sebelumnya ( Surga Yang tak Dirindukan, Jilbab Traveler, Pesantren Impian ) Cinta Laki-laki Biasa lebih meninggalkan kesan. Selain penyutradaraan, skenario yang menurut saya oke punya, Velove dan Deva berhasil menghidupkan tokoh Nania dan Rafliy dengan nyaris sempurna. Pemain pendukungnya juga bermain natural, dan yang paling mencuri perhatian menurut saya Yati Surahman dan Dewi Yull. Yati berperan sebagai si Mbok, pembantu keluarga Nania dan Dewi sebagai ibunda Rafly.
Catatan saya, adegan kenalan Nania dan Rafly terkesan klise, untungnya dimodifikasi dengan adanya tokoh Thole saat Nania dan Raffi yang membuat kami penontonnya tersenyum-senyum. Ost yang dibawakan Deva tak sekuat saat KD megisi Ost Surga yang tak dirindutkan. Akhir kata, jika masih ada jadwal penayangan film ini di bioskop di dekat anda, tontonlah, Insyaallah banyak hal yang dapat kita petik. Oh ya ornamen seperti cat tembok warna biru, pohon, petir yang sebelumnya tak kira hanya tempelan, ternyata bisa menjadi jembatan mengurai konflik. Dan ini keren kata saya
Sutradara : Guntur Suharyanto
Produksi : Kharisma Starvision
Skenario : Alim Studio
Pemain : Velove Vexia, Deva Mahenra, Dini Aminarti, Nino Vernandez, Ira Wibowo, Dewi Yull, Yati Surahman dll
Sebenarnya saya sudah merencanakan menonton Film yang diadaptasi dari cerpen Mba Asma ini pas di hari pertama dirilis. Tapi, pada tanggal 1 desember 2016, film ini belum tayang di Gajah Mada Cinema Tegal. Pada tanggal 4 desember, saya mendapati iklan di sebuah koran bahwa film yang cerpennya ada di buku Cinta Laki-Laki Biasa ( ada cerpen saya lho-P ) tayang di gedung bioskop yang beralamat di jalan Gajah Mada Tegal ini. Sayangnya, saat itu saya sedang menyiapkan diri menjadi relawan Kelas Inspirasi pada tgl 13 desember. Finaly, bisa ketemu Nania dan Rafi meski agak telats.
Sinopsis
Nania Adinda Wiryawan ( Velove ) kenal Rafly ( Deva ) saat dirinya magang di tempat Rafly bekerja
Nania terkesan dengan kesederhanaan, kejujuran, kesalehan Muhammad Rafly Imani yang kebetulan menjadi mentor Nania
Gayung bersambut. Diam-diam Rafly juga mengagumi Nania yang cantik, cerdas, sarjana, anak orang kaya, ramah serta tak canggung bergaul dengan para tukang bangunan tempat Raflybekerja.
Saat menghadiri acara Wisuda Nania, Rafly membatalkan menemui Nania karena melihat Nania dan keluarganya tengah bercengkrama dengan Tio, dokter muda lulusan Jerman, tampan yang hendak dijodohkan dengan Nania
Suatu hari, Nania dan Rafly bertemu kembali karena tempat kerja keduanya bekerja sama. Singkatnya, Rafly mengutarakan niatnya untuk bertaaruf dengan gadis cantik nan cerdas itu. Dan Nania menerima ajakan laki-laki yang biasa tersebut
Tentu saja keinginan Nania ditentang keluarganya. Terlebih ibunya ( Ira Wibowo ). Meski mendapat pertentangan dari sana sini, Nania tetap kukuh dan bersedia dipinang Rafly, laki laki biasa, dengan wajah biasa, pekerjaan biasa dan gaji yang juga biasa
Tak terasa, 10 tahun lamanya Rafly dan Nania berumah tangga. Meski dengan kehidupan serba sederhana, Nania merasa bahagia dan harmonis. Tidak seperti rumah tangga kakak- kakak Nania yang didapati secara tak sengaja tengah bertengkar.
Suatu hari, Nania hendak menuju rumah salah seorang kakaknya ( Dewi Rezer ) yang hendak bunuh diri karena suaminya ditangkap KPK karena kasus korupsi. Malang tak dapat ditolak, saat mobil Nania melaju, dari arah berlawanan mobil Nania dihantam truk dengan kecepatan tinggi.
Benturan keras di kepala, membuat Nania kehilangan memori masa lalunya. Singkatnya, Nania tak bisa mengenali siapa saja termasuk Rafly dan Yasmin ( anak mereka )
Sekuat tenaga, Rafly berusaha mengembalikan memori isteri yang dicintainya. Sayangnya hal ini menyebabkan Nania frustasi. Nania tak hanya tak mau bertemu dengan Raffi, Nania bahkan tak mau lagi diterapi oleh dokter Tio ( Nino Fernandez ). Di tengah kesedihan, kebingungannya, serta membagi waktu bekerja dan mengasuh Yasmin dan Yusuf, Raffi meminta tolong kepada Lulu ( Dini Aminarti ) agar Nania kembali mau menjalani pengobatan. Bagaimana kisah selanjutnya?
Menurut saya, film Cinta Laki-laki Biasa menghanyutkan. Dibanding film Mba Asma sebelumnya ( Surga Yang tak Dirindukan, Jilbab Traveler, Pesantren Impian ) Cinta Laki-laki Biasa lebih meninggalkan kesan. Selain penyutradaraan, skenario yang menurut saya oke punya, Velove dan Deva berhasil menghidupkan tokoh Nania dan Rafliy dengan nyaris sempurna. Pemain pendukungnya juga bermain natural, dan yang paling mencuri perhatian menurut saya Yati Surahman dan Dewi Yull. Yati berperan sebagai si Mbok, pembantu keluarga Nania dan Dewi sebagai ibunda Rafly.
Catatan saya, adegan kenalan Nania dan Rafly terkesan klise, untungnya dimodifikasi dengan adanya tokoh Thole saat Nania dan Raffi yang membuat kami penontonnya tersenyum-senyum. Ost yang dibawakan Deva tak sekuat saat KD megisi Ost Surga yang tak dirindutkan. Akhir kata, jika masih ada jadwal penayangan film ini di bioskop di dekat anda, tontonlah, Insyaallah banyak hal yang dapat kita petik. Oh ya ornamen seperti cat tembok warna biru, pohon, petir yang sebelumnya tak kira hanya tempelan, ternyata bisa menjadi jembatan mengurai konflik. Dan ini keren kata saya
Kamis, 01 Desember 2016
Menantu, Mertua dan Tabib
Alkisah ada seorang perempuan muda. Perempuan tersebut tinggal bersama mertuanya yang menurutnya cerewet, rewel dan suka ikut campur. Apa saja yang dilakukan perempuan itu, salah di mata mertuanya. Masakannya tak sedap, dandannya teralalu menor, tak tahu adat dan komentar negatif lainnya. Ketika perempuan muda mengadukan hal ini kepada suaminya, sang suami cuma bisa bilang sabar, sabar dan sabar
Merasa tak kuat dengan tingkah laku ibu mertuanya, perempuan muda itu mendatangi seorang tabib. Kepada tabib itu, perempuan muda tersebut meminta ramuan agar ibu mertuanya mati secara perlahan. Sebelum perempuan muda meninggalkan rumah praktek tabib, tabib itu berpesan, " jangan lupa taburi ramuan itu ke makanan, minuman mertuamu. Selama ibu mertuamu masih hidup, berpuralah menjadi menantu yang baik. Iyakan semua perkataannya. Dalam 4 minggu tunggu hasilnya ya anakku"
Singkat kata, perempuan muda itu dengan telaten memberi makanan, minuman kepada ibu mertuanya. Tak hanya itu, perempuan muda itu juga menuruti apa saja yang dikatakan ibu mertuanya. Kalau kata ibu mertua masakannya terlalu asin, keesokan harinya perempuan itu mengurangi garam saat memasak dan lainnya. Singkatnya, perempuan muda itu pura pura manis, menurut kepada ibu mertuanya.
Hari berganti, minggu berlalu. Suatu hari tanpa sengaja perempuan muda itu mendengar ibu mertuanya berbicara pada anaknya ( suami perempuan muda ) " Nak, sekarang istrimu berubah. Istrimu penurut, salehah. Ibu sayaaanggg sekali dengan istrimu. Dalam salat, ibu berdoa semoga kita semua kelak berkumpul di surga "
Deg...perempuan itu kaget. Terharu. Merasa menyesal. Di dalam kamar, perempuan muda itu menangis tersedu, bergetar memohon ampun kepada Allah Swt . Diam-diam, perempuan muda itu, mulai pula mencintai ibu mertuanya. Dan tak ingin ibu mertuanya mati ditangannya.
Perempuan muda itupun mendatangi rumah tabib. " Ya Tabib, berikan penawar kepadaku. Aku sekarang sayang pada ibu mertuaku. Ibu mertua juga sayang padaku Ya Tabibbb. Tolong akuuu"
Sang tabib tersenyum. " Anakku, syukurlah mata hatimu telah terbuka. Anakku, sebenarnya ramuan yang kuberikan padamu dahulu, adalah ramuan kesehatan. Pulanglah cium kaki ibu mertuamu "
NB. Terinspirasi Kisah Teladan yang di sampaikan OSD ( Oki Setiana Dewi ) di Islam itu Indah. Foto,
sumber internet
Merasa tak kuat dengan tingkah laku ibu mertuanya, perempuan muda itu mendatangi seorang tabib. Kepada tabib itu, perempuan muda tersebut meminta ramuan agar ibu mertuanya mati secara perlahan. Sebelum perempuan muda meninggalkan rumah praktek tabib, tabib itu berpesan, " jangan lupa taburi ramuan itu ke makanan, minuman mertuamu. Selama ibu mertuamu masih hidup, berpuralah menjadi menantu yang baik. Iyakan semua perkataannya. Dalam 4 minggu tunggu hasilnya ya anakku"
Singkat kata, perempuan muda itu dengan telaten memberi makanan, minuman kepada ibu mertuanya. Tak hanya itu, perempuan muda itu juga menuruti apa saja yang dikatakan ibu mertuanya. Kalau kata ibu mertua masakannya terlalu asin, keesokan harinya perempuan itu mengurangi garam saat memasak dan lainnya. Singkatnya, perempuan muda itu pura pura manis, menurut kepada ibu mertuanya.
Hari berganti, minggu berlalu. Suatu hari tanpa sengaja perempuan muda itu mendengar ibu mertuanya berbicara pada anaknya ( suami perempuan muda ) " Nak, sekarang istrimu berubah. Istrimu penurut, salehah. Ibu sayaaanggg sekali dengan istrimu. Dalam salat, ibu berdoa semoga kita semua kelak berkumpul di surga "
Deg...perempuan itu kaget. Terharu. Merasa menyesal. Di dalam kamar, perempuan muda itu menangis tersedu, bergetar memohon ampun kepada Allah Swt . Diam-diam, perempuan muda itu, mulai pula mencintai ibu mertuanya. Dan tak ingin ibu mertuanya mati ditangannya.
Perempuan muda itupun mendatangi rumah tabib. " Ya Tabib, berikan penawar kepadaku. Aku sekarang sayang pada ibu mertuaku. Ibu mertua juga sayang padaku Ya Tabibbb. Tolong akuuu"
Sang tabib tersenyum. " Anakku, syukurlah mata hatimu telah terbuka. Anakku, sebenarnya ramuan yang kuberikan padamu dahulu, adalah ramuan kesehatan. Pulanglah cium kaki ibu mertuamu "
NB. Terinspirasi Kisah Teladan yang di sampaikan OSD ( Oki Setiana Dewi ) di Islam itu Indah. Foto,
sumber internet
Sabtu, 19 November 2016
Cinta Sejati Laki-laki Biasa
Judul Buku : Cinta
Laki-Laki Biasa
Pengarang : Asma Nadia
dkk
Penerbit : Asma Nadia
Publishing House, Depok
Cetakan Pertama : Juni
2016
ISBN : 978-602-9055-45-0
Saat Nania memutuskan bersedia
dipersunting Rafli, bertubi-tubi keluarga dan teman-temannya berusaha mengubah
keputusan gadis cantik itu
Betapa tidak? Nania hampir punya
segalanya. Wajah yang cantik, cerdas, terpelajar dan berasal dari keluarga yang
kaya raya. Sedang Rafli? Hanya laki laki biasa tidak seperti dokter Tio yang
lulusan kampus terbaik di Jerman, memiliki rupa dan penampilan seperti model
Nania kukuh dengan keputusannya
menikah dengan Rafli, lelaki biasa, dari keluarga biasa, wajah biasa dengan
pekerjaan dan juga gaji yang amat biasa.
Hingga bilangan tahun ke 10,
teman-teman dan keluarganya masih menyayangkan keputusan Nania menikahi Rafli
dan Nania tetap bertahan.
Badai datang saat Nania
mengandung anak ketiganya.
Saat hendak melahirkan,
kandungan Nania bermasalah. Memang bayi Nania lahir sehat dan selamat tetapi
Nania koma, tak siuman hingga seminggu lebih lamanya yang menyebabkan tubuh
Nania tak lagi sempurna. Bagaimana kisah selanjutnya?
Cinta Laki Laki Biasa, merangkum
18 cerpen karya pemenang lomba Cinta Dalam Aksara yang diikuti kurang lebih
5000 penulis cerpen.
Selain cerpen Cinta Laki Laki
Biasa yang memikat karena alur dan
konfliknya terjaga karya Asma Nadia, ada
banyak cerita romantis dan inspiratif di dalamnya seperti, cerpen bertajuk Suatu Senja di Alun alun Kota ( Sutono Adiwerna
) , Lirih ( Wiwik Waluyo ), Badrun Ingin Menjadi Batu ( Seto Permada ) Batu Cinta ( Yus R Ismail ), Telor Dadar ( Dita HC ), 30
Menit ( Isa Alamsyah ) dan lain lainnya.
Kelebihan lainnya, buku ini dibumbui kutipan indah, kaver dan
layout buku yang memikat. Terakhir tak ada gading yang tak retak pasti
cerpen-cerpen di buku ini ada satu, dua yang
kurang dari sempurna. Tapi, semoga menumbuhkan semangat akan cinta
sejati dan melarutkannya dalam doa-doa. Selamat membaca
Penulis Resensi : Sutono
Pekerjaan
: Penulis lepas, Guru eskul jurnalistik dan aktivis Rumah Baca di Kab Tegal
NB. Resensi ini, dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, 19 Nov 2016
Jumat, 04 November 2016
Katib Jumat 4-11-206
Saat Rasul hijrah ke Thaif, banyak yg menghina, mencaci bahkan ada juga yg melempari Rasul dgn kotoran manusia. Melihat ini, Jibril menawarkan untuk membalikan gunung agar para pembeci binasa. Apa kata Rasul? jangan lakukan itu Jibril, sesungguhnya mereka belum tahu.
Kisah lainnya, suatu hari Rasul menyuruh utusannya memberi surat yg isinya agar raja Kisran melangitkan kalimat Allah. Tetapi raja tersebut menolak dan menyobek nyobek surat itu. Mendengar itu, Rasul amat tersinggung dan berdoa agar wilayah raja itu tersobek sobek. dikemudian hari, wilayah raja itu hancur karena satu persatu memisahkan diri..
Menurutku katibnya keren, up to date. karena pas tanggal ini, di Jakarta berlangsung Aksi Damai yang diikuti ribuan muslim dari berbagai ormas dan daerah. Adapun tujuan unjuk rasa damai ini adalah agar pemerintah menindaklajuti dugaan Penistaan agama yang dilakukan gubenur DKI Jakarta, Basuki Cahaya Purnama atau Ahok
Jumat, 14 Oktober 2016
Kisah Bersama FLP Tegal
Perjumpaan
Minggu di siang yang terik menyengat. Setelah mengayuh sepeda ontel satu jam lamanya, akhirnya saya sampai di rumah seorang penulis. Penulis yang alamatnya saya dapatkan dari majalah Annida itu bernama Sinta Yudisia. Cerpennya yang berjudul Gadis Kota Jerush menjadi pemenang lomba menulis cerpen yang diadakan majalah remaja islami tersebut.Aku bersyukur Mba Sinta dan Mas Agus, suaminya menyambut kedatanganku. Setelah berpamitan, Mba Sinta memberi brosur info lomba menulis cerpen remaja yang diselenggarakan Forum Lingkar Pena cabang Tegal.
Siang yang terik itu adalah awal mula perjalanan mimpi saya untuk menjadi seorang penulis. Ohya tahun 2006 itu,saya adalah karyawan toko besi yang terkadang angkut material seperti pasir, batu dan semen. Sore harinya saya menjadi loper atau penghantar koran sore terbitan kota Semarang.
Spirit
Beberapa minggu kemudian, saya datang ke acara pengumuman lomba cerpen dan talk show Berani Menjadi Penulis dengan pemateri Boim Lebon dan Ali Muakhir. Dari acara itu, meskipun cerpen saya tak menang, saya bersyukur selain dapat ilmu juga bisa bergabung menjadi anggota FLP Tegal.Sebulan sakali, di hari minggu jika ada pertemuan rutin FLP, aku berusaha datang. Kegiatan lain biasanya saya tunda, kecuali kalau kegiatan lain itu amat sangat penting.
Awal bergabung sebenarnya minder karena sebagian besar anggota FLP Tegal pintar-pintar. Asal tahu saja, selain nol besar dalam menulis, leadership saya payah. Tak hanya itu, jangankan komputer, mengetik di HP saja waktu itu saya belum pernah. Belum lagi sebagian besar bawa motor, saya naik sepeda. Kuno pula
Tapi semangat untuk menjadi penulis demikian membaja . Selain datang ke pertemuan rutin, saya mulai banyak membaca buku lagi dengan sering berkunjung ke perpustakaan daerah. Saya juga mulai kursus komputer dari awal banget, mengetik 10 jari buta.
Allah memberi jalan lapang buat umatnya yang terus berusaha. Cerpen yang saya buat yang awalnya kata Mba Sinta mentah, kaku dan tidak mengalir, setengah tahun kemudian menurut beliau cerpen saya mulai mengalir dan enak di baca. Tahun ini, tulisan saya yang sehalaman kartu pos di muat di Majalah Annida lho. Alhamdulillah
Gamang
Seperti itik yang kehilangan induknya. Mungkin itu gambaran yang pas buat saya dan teman-teman FLP Tegal kala itu. Kami yang sedang asyik-asyik belajar menulis cerpen, puisi berita dari FLP Tegal, tiba-tiba harus di tinggal Mba Sinta yang harus ikut suaminya yang dipindah tugaskan ke SurabayaPada waktu itu, memang Mba Sinta lah yang berjuang keras sendiri. Kami para anggota hanya tinggal datang saja jika ada acara. Pembicara, konsumsi, acara semua di pegang Mba Sinta. Dampaknya, FLP Tegal terpaksa tak bergerak setelah ditinggal Mba Sinta.
Semangat ingin menjadi penulis tak juga padam. Saya belajar menulis dari mana saja. Kemana saja. Saya rutin membaca majalah Annida dan Horison. Karena dua majalah itu banyak cerpennya dan ada rubrik konsultasi tentang menulisnya. Kalau ke perpustakaan daerah, buku yang kerap saya baca, buku- buku tentang kepenulisan.
Tak hanya itu,saya juga sering ke Brebes jika ada pertemuan rutin atau acara yang diadakan, FLP Brebes yang kala itu diketuai Mbak Titaq, Mutaqwiati. Tahun 2007 kali pertama dapat honor dari menulis karena tulisan saya dimuat di majalah Tarbawi, rubrik KIAT. Alhamdulillah.
Saya gamang lagi ketika Mba Titaq juga pindah ke Ngawi karena orang tuanya di sana sudah berusia senja.
Harapan Baru
Saya tahu untuk menjadi penulis yang diperlukan adalah banyak membaca, menulis kemudian mengirimkannya ke media atau penerbit. Tapi Mba Sinta dan teman teman FLP Tegal membuat saya kangen saat berdiskusi, saat satu persatu mengumpulkan tulisan kemudian dibedah satu-satu. Kangen saat FLP Tegal mengundang penulis lokal maupun nasional untuk memberikan ilmu.Suatu hari, saya mendapat telpon dari Fani Rosa yang baru lulus kuliah. Saat kuliah, Fani adalah aktifis FLP di kampusnya. Dia mengajak saya dan teman-teman lain termasuk Yustia Hapsari, anggota FLP Tegal saat Mba Sinta ketua untuk menghidupkan kembali FLP Tegal.
Singkatnya, awal tahun 2009 FLP Tegal resmi berdiri lagi dengan diawali work shop menulis yang mengundang Alm SN Ratmana dan Pemred Radar Tegal.
Dari acara ini bergabunglah Ali Irfan yang pengalaman menulisnya paling panjang dari kami semua yang ada. Suatu minggu, kami sepakat memilih Ali Irfan menahkodai rumah besar FLP Tegal.
Di tangannya FLP Tegal alhamdulillah tidak hanya di kenal luas Tegal dan Kab Tegal, kami beberapa kali mengadakan acara yang tergolong wah diantaranya mengundang SN Ratmana, Kurnia Efendi, Aries Adenata, Rahman Hanifan, Afifah Afra, dan lain-lain. FLP Tegal juga berhasil menerbitkan dua buku. Antolog Cerpen Akulah Pencuri Itu dan Lolong Lelaki Lansia.
Setelah periode Ali Irfan, estafet dipegang oleh Eri Fitniati, guru yang juga mantan sekertaris FLP Semarang.
Epilog
Dua kali masuk bursa calon ketua FLP Tegal, alhamdulillah yang terpilih akhirnya Ali Irfan kemudian Eri FitniatiSaat periode kepemimpinan Eri Fitniati berakhir dan tidak mau diperpanjang lagi,dengan laegawa saya bersedia kemudian menjadi ketua FLP Tegal periode sekarang. Alasannya, saya nggak ingin FLP Tegal yang sudah berjalan harus tiarap lagi karena tidak ada ketuanya. Saya berharap, suatu hari nanti muncul penulis seperti Ali Irfan dan Eri Fitniati. Amiin.
Saya butuh FLP, FLP Tegal. Karena FLP Telah mengajarkan banyak hal. Tidak hanya tulis menulis. Saya belajar tentang leader shep, marketing dan tentu saja saya mulai belajar lagi tentang Islam.
Dari rahim FLP Tegal sekarang lahir penulis-penulis Tegal mulai dari Ali Irfan, Fani Rosa, Yustia Hapsari, Irfan Fauzi, Puput Happy, Nur Istiqomah dan lain-lain. FLP Tegal juga menjembatani saya bertemu penulis penulis besar seperti Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Kang Abik, Gola Gong dan masih banyak lainnya.
Mengutip kata Datuk Taufik Ismail, Forum Lingkar Pena Adalah Anugerah terindah dari Allah untuk Indonesia.
Penulis, Sutono Adiwerna, Penulis, Ketua Flp Tegal.
NB. Maaf jika ada nama yang terlewat, tercatat.fy;">
Kamis, 29 September 2016
Malaikat Kecil itupun Pulang
Senja itu, langit seolah runtuh
menimpa tubuh Dahlia. Telpon yang dikiranya akan berisi ucapan selamat hari
perkawinan tahun ke delapan dari Haris sang suami yang tengah di luar kota
ternyata berisikan kabar yang membuat
semuanya menjadi gelap. Pekat. Mobil yang dikendarai Haris kinasihnya dilindas
kereta api saat super kijang yang bahkan belum lunas cicilannya itu melintas di
jalur kereta api yang tak berpalang pintu.
“Mama kenapa nangis. Ada apa
dengan Papa” suara Gio membuat Dahlia sadar telah berjam-jam bersandar di
dinding, sementara gagang telepon menggantung begitu saja
“Ada apa dengan Papa Ma” ulang
Gio lagi
“Papa sayang..Papa kecelakaan”
Bagi Dahlia Gio Pratama adalah
malaikat kecil. Gio yang membuat dirinya harus tetap tegar bertahan meski
kehilangan yang amat sangat
“Gio, Papa sudah tak ada, kini
kita tinggal berdua. Bantu Mama ya sayang, Gio harus nurut apa kata Mama”ujar
Dahlia parau
“Iya Ma, Gio janji akan menuruti
apa saja yang Mama katakan”
Dan malaikat kecilnya itu
benar-benar memenuhi janjinya. Gio penurut, bahkan sangat penurut. Saa Dahlia mengaharuskan Gio mengaji di surau
dekat rumah dia manut. Dahlia membatasi jam menonton film kartun kesukaannya
malaikat kecilnya tak banyak membantah. Hal ini tentu saja membuat Dahlia tak merasa sia-sia membanting tulang
membuka usaha katering, sesekali mengirim cerpen atau resep ke koran dan
majalah untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Uang pensiun Haris berusaha tak
di otak-atik oleh Dahlia kecuali untuk keperluan sekolah Gio.
Di sekolah, Gio murid yang
cemerlang. Lebih sering menjadi bintang kelas ketimbang meringkat 2 atau 3 dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Di rumah, Gio menjadi teladan
anak-anak lainnya. Pinter di sekolah,
rajin mengaji, sopan dan ramah pada semua orang. Sebagai ibu sekaligus ayah
semenjak ditinggal Haris, tentu saja Dahlia merasa bangga bercampur bahagia.
Padahal banyak anak yatim lainnya yang
tumbuh menjadi anak liar. Ada yang terlibat perkelahian masal, ada yang terjerat narkoba, dan kenakalan
lainnya.
Gio malaikat kecilnya seolah
menurut apa yang Dahlia katakan. Apa yang Dahlia mau, apa yang Dahlia harapkan.
Belasan tahun berlalu, Dahlia
dan Gio layaknya tim kecil yang kompak. Hingga suatu hari, tepatnya setelah Gio
menerima ijazah sekola SMA-nya.
“Ma , plis, sekali ini saja Gio
ingin menuruti kata hati, bukan Mama”
“Tapi Gio, kamu pintar,
nilai-nilaimu bagus. Bahkan masuk jurusan kedokteran-pun Mama yakin Gio bisa.
Mengapa musti ngambil jurusan desain graphis?”
“Pokoknya kalau tak ngambil
desain graphis mendingan Gio tak usah kuliah. Titik “
Semua bermula dari sini. Masa
kelam, pekat saat Haris suaminya menghembuskan napas terakhir seperti terulang
kembali. Di tempat baru itu, Gio malaikat kecil bagi Dahlia mengenal dan karib
dengan Bramantio
Tentu saja Dahlia tak bepikir
macam-macam saat suatu hari, Gio, pulang ke rumah bersama Bram salah satu
dosennya di kampus. Dahlia-pun tak curiga saat dosen muda berwajah menawan
itu tak diperbolehkan Gio menempati
kamar tamu seperti tamu lainnya dan sekamar dengan anak semata wayangnya.
Dahlia pikir, toh tempat tidur Gio terbilang besar, belum lagi Gio juga
mempunyai kasur lipat yang biasa dipakai kapan saja.
Dahlia juga tak berpikir jauh
saat melihat tangan Bram kerap merangkul pundak Gio, malaikat kecilnya, Dahlia
juga tak curiga saat malalikat kecilnya membuatkan dosennya secangkir cappucino
kemudian diminum bersamaan.
Hingga suatu hari, saat Gio dan
Bram pamit ke toko buku, seperti biasanya Dahlia akan merapikan kamar malaikat kecilnya yang biasanya seperti
kapal pecah dan biasanya juga malaikat kecilnya paling malas mengunci pintu
kamar saat keluar rumah.
Begitu kamar terkuak, Dahlia
menarik napas lega karena kali ini kamar Gio terlihat lebih rapi. Sebenarnya
Dahlia hendak meninggalkan kamar begitu tahu kamar malaikat kecilnya tak lagi
seperti kapal pecah. Tapi entah mungkin naluri, Dahlia memasuki kembali kamar
Gio. Mata Dahlia menerawang setiap sudut kamar. Tiba-tiba lutut Dahlia menjadi
gemetar, kepalanya memberat. Di meja belajar
malaikat kecilnya, berserakan berkeping-keping film biru beraroma cinta
sejenis. Bergelatakan pula
beberapa karet pelindung yang biasa digunakan kaum adam. Isi perut Dahlia
teraangkat paksa. Mual pusing mendera Dahlia.
Badai
bagai berhembus melumat tubuh Dahlia. Rasanya baru saja kemarin Gio, malaikat
kecilnya itu masih berupa bayi merah. Rasanya baru kemarin anak yang
dibanggakannya memakai peci dan sarung kedodoran pulang mengaji di surai dekat rumah. Rasanya baru kemarin
malaikat kecilnya yang selalu membuat Dahlia tersenyum bahagia, bangga
memamerkan nilai-nilai ulangan atau rapotnya yang selalu gemilang. Rasanya…
Dahlia
benar-benar merasa dihimpit benda yang maha berat. Malaikat kecilnya kini
berada di persimpangan jalan menurut orang kebanyakan.
Allah bersamamu jalan tak akan buntu.
Tiba-tiba Dahlia teringat kata-kata tersebut. Kata-kata yang selalu di
dengungkan Haris suaminya bertahun-tahun lalu. Dahlia segera mengambil wudhu.
Dahlia yakin cinta dan kekuatan doa akan membawa malaikat kecilnya kembali ke
jalan lempang. Setidaknya dengan doa Dahlia berharap diberi kekuatan, ketegaran
agar bisa berbincang dari hati ke hati dengan Gio, malaikat kecilnya nanti.
*****
“Allah
Akbar. Allah Akbar. Allah Akbar ” gema takbir bersahutan. Dari masjid,
dari jalan raya, dari musalah, dari mana saja. Dahlia terpekur di atas sajadah.
Besok hari fitri. Hari yang seharusnya disambut dengan kebahagian setelah
berpuasa sebulan.
“Allah bersamamu jalan tak akan
buntu” Dahlia mengafirmasi diri agar menemukan kembali malaikat
kecilnya yang sudah berbulan bulan tak pulang ke rumah. Tak juga memberi kabar
“kringgg...” HP Dahlia berdering. Dahlia mengangkatnya. Sebuah nomor
tak dikenal memanggil
“Ma, Assalamualaikum “ Dahlia
bergetar mendengar suara yang amat ia kenal. Yang amat ia rindukan
“Walaikumsalam. Gio sehat, Gio
baik baik sajakan?”cecar Dahlia, alih-alih memaki malaikat kecilnya yang lebih
memilih meninggalkan rumah demi cinta
“Ma, Gio kangen Mama, Gio ingin
pulang ke rumah. Gio ingin kembali menjadi malaikat kecil Mama. Malaikat kecil
yang saleh dan menurut apakata Mama. Maaf lahir batin ya Ma “
“Allah bersamamu jalan tak kan
buntu”. Dahlia tersenyum. Matanya berkaca
NB. Cerpen ini dimuat di tabloid Genie. Tapi, ini versi asli sebelum diedit oleh tabloid Genie. Ohya terimakasih fotonya Mas Risman Latif
Penulis Sutono Adiwerna. Aktifis FLP Tegal, RBA Tegal. Penulis lepas, Guru Eskul Jurnalis. Sesekali mengisi pelatihan kepenulisan.
Kamis, 15 September 2016
Menanamkan Budi Pekerti Melalui Cerita
Judul Buku : Nyanyian Sasa
Angsa dan 14 Cerita Seru Lainnya
Pengarang : Lia Herliana
Penerbit : Rainbow,
Penerbit Andi, Yogyakarta
Cetakan 1 : 2016
Tebal : 60 halaman
ISBN : 978-979-29-4455-6
Sasa adalah seeokor angsa yang hobinya menyanyi. Menyanyi kapan dan di mana saja. Sayangnya, suara Sasa
cempreng dan tidak merdu sehingga hewan-hewan lainnya di peternakan Pak Sosro
tidak menyukainya
“Ngook..Ngook “
suara Sasa menyanyi dengan keras
“Suaramu
membuat gigiku tambah sakit” kata Jago, sikuda
“Sasa,
nyanyinya jangan keras-keras dong! Anak-anakku sedang istirahat” ujar Boni si
induk ayam
Mulai mala ini , aku berjanji untuk tidak
bernyanyi lagi, gumam Sasa sedih
Tengah malam ,
Sasa terbangun tiba-tiba. Ia mendengar gemerisik di dekat gudang. Jangan-jangan itu pencuri, bisik hati
Sasa
“Ngook..Ngoook”
terpaksa Sasa melanggar janjinya untuk tidak bernyanyi lagi. Bagaimana kisah
Sasa Angsa selanjutnya?
Cerita
seringkali lebih efektif untuk menanamkan budi pekerti, nilai nilai
kesetiakawanan, nasionalisme dan kesalehan sosial
Buku ini berisi
15 cerita yang tidak hanya seru tetapi mengandung pesan-pesan yang sangat kuat.
Pada cerita berjudul Nyanyian Sasa, anak-anak sebagai pembaca atau pendengara
cerita diharapkan memiliki sipat berani, pandai menempatkan diri saat melakukan
sesuatu yang disukainya. Pada cerita Mbah Marto, secara ekspilisit penulis cerita
ini menginginkan agar anak-anak memiliki sifat nasionalisme sedini mungkin. Di
cerita Kolak Istimewa, pembaca anak diharapkan tergerak untuk memiliki sifat
suka berbagi. Berbagi tidak hanya membahagiakan penerima tetapi pemberinya
juga. Cerita lainnya di buku ini punya pesan-pesan yang pas sekali untuk
pembaca anak
Kelebihan buku
ini, selain kisah-kisahnya seru juga inspiratif. Kelebihan lainnya, ilustrasi
di setiap ceritanya indah dan menawan sehingga anak-anak kita tak jenuh membaca dari awal hingga akhir
cerita
Catatan saya
tentang kumpulan cernak ini, masih seperti gado-gado. Ada cerpen yang menceritakan
sehari-hari, ada yang fantasi adapula yang berupa dongeng. Kekurangan ini bias
jadi sebuah kelebihan karena pembaca bisa mendapat dongeng dan cerpen dalam
satu buku
Terakhir, buku
ini cocok buat anak-anak, guru dan orang tua, pendongeng yang ingin menanamkan
budi pekerti melalui cerita. Selamat membaca
Peresensi : Sutono , penulis lepas, Aktifis Rumah Baca Asma Nadia Tegal
Rabu, 14 September 2016
Garnish, Kafe dan Gallery
Judul buku : Garnish
Pengarang : Mashdar Zaenal
Penerbit : de Teens, Diva Press Yogyakarta
Cetakan 1 : April 2016
Tebal : 220 Halaman
ISBN : 978-602-391-126-4
“Upaya pelik
yang kau lakukan akan berbanding lurus dengan kemenangan yang kau rayakan” (
Halaman 121 )
Sejak kecil
Buni menyukai dapur. Baginya dapur adalah tempat dimana cinta dan kedamaian
bermuara. Dapur adalah ruangan yang paling istemewa. Sayang, Mamanya tak pernah
menyukai anak laki-lakinya berkutat di dapur. Bagi sang Mama, dapur hanya
tempat kaum perempuan. Laki-laki lebih cocok bermain bola, bermain music,
merakit mesin, atau bercocok tanam.
Dari kecil
hingga menjadi sarjana ekonomi, Buni dan Mamanya terjebak perdebatan ,
laki-laki pamali mempunyai hobi memasak. Lebih baik ijasah ekonominya untuk
mencari pekerjaan . Sedangkan Buni lebih nyaman berkutat di dapur, mencoba
resep baru daripada bolak-balik mengirim surat lamaran pekerjaan yang hasilnya
nihil.
Perdebatan itu
memuncak ketika Mamanya ulang tahun dan Buni ingin member kado spesial dengan
membuatkan nasi goreng istimewa. Bukannya senang dengan hadiah Buni, Mamanya
justeru membuang nasi goreng buatan Buni. Buni memutuskan keluar dari rumah
Mama dan Papanya. Sebelum meninggalkan rumah, Buni melumuri dengan caos, kecap ke seluruh tubuhnya.
Sementara di
tempat lain, ada Anin, gadis cantik yang ingin menjadi pelukis. Sayangnya sang
Ayah tidak setuju. Menurut Ayahnya, menggambar hanya cocok untuk anak
laki-laki.
Anin menyukai
seni rupa sejak kecil. Tepatnya ketika ulang tahun mendiang ibunya membelikan
kuas dan sekotak cat air beraneka warna. Sejak itu pula, Anin bermimpi suatu
hari lukisannya di pajang di sebuah Gallery. Suatu hari, Anin yang habis
kesabaran akibat pengawasan Ayahnya yang terlalu ketat, memutuskan keluar dari
rumah besarnya. Sebelum keluar rumah, Anin melumuri tubuhnya dengan aneka warna
cat air.
Di hari itu,
Anin dan Buni bertemu di suatu tempat menjelang datang hujan.
Bagaimana kisah
selanjutnya? Akankah Buni-Anin meraih mimpinya masing-masing? Akankah Buni
mendapatkan dukungan dari Sang Mama?
Garnish
menyasar pembaca remaja. Ditulis dengan diksi yang indah khas Mashdar Zaenal
yang dikenal dengan cerpen-cerpennya yang lembut tetapi mengalir dan mudah dipahami.
Alurnya rapat,
konfliknya dari awal hingga akhir cerita terjaga. Karakter-karakter yang ada di
novel ini sangat kuat dan filmis
Kelebihan
lainnya, novel setebal 220 halaman ini berkaver dan layoutnya yang unik dan
menarik
Garnish, sayang
untuk dilewatkan terutama anda yang penikmat fiksi. Selamat membaca.
Resensor : Sutono
Adiwerna, Ketua Flp Tegal. Penulis lepas
Senin, 22 Agustus 2016
Dalam Cahaya Temaram
Koridor SMU Tiga mulai senyap. Har melangkah dengan
gontai. Di benaknya masih
terngiang-ngiang kata-kata Pak Tugiman sebelum dirinya meninggalkan kelas XII
Sos 1.
“Har, minggu depan ujian
nasional. Sampaikan sama bapakmu, tunggakan SPP-nya segera dilunasi”
“Kalau belum lunas, artinya saya
batal ikut UNAS Pak?”
“Bisa jadi. Kalaupun boleh ikut,
kamu harus antri kartu sementara. Bapak sih berharap semua siswa SMU Tiga fokus
mengerjakan soal-soal saja. Tidak ada
yang berdesakan mengambil kartu sementara”
Angin siang menjelang sore
bertiup sepoi. Har mendengus kesal ketika mendapati tulisan di dinding
perpustakaan “ SETIAP WARGA BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN”
“ Mas Har..tunggu!” Har
menghentikan langkahnya. Seorang gadis berjilbab melangkah dengan tergesa-gesa.
Nia adalah sepupunya yang duduk di kelas sepuluh.
“Kok mukanya kusut gitu Mas? Ada
masalah?” tanya Nia setelah langkah mereka agak berjajar. Har menjawab dengan
anggukan kepala
“Ayolah cerita. Siapa tahu Nia
bisa ngebantu “
“Masalahku apalagi kalau bukan
soal SPP menunggak”curhat Har akhirnya
“Apa perlu Nia minta bantuan
Ayah. Minggu depan Mas Har UNAS kan?” Nia meminta persetujuan. Har
menggelengkan kepala
“Kamu dan Lik Sarpan sudah
banyak membantu kami. Lik Sarpan yang
ngasih uang waktu daftar ulang saat bapak kebingungan cari uang untuk daftar
ulang masuk SMU Tiga. Hampir setahun ini aku juga nebeng matic kamu”
“Mas Har, kita kan saudara. Guna
saudara kan saling membantu satu sama lainnya”
“Pokoknya aku ndak mau
ngerepotin kamu dan Lik Sarpan lagi. Titik” tegas Har. Nia mengulurkan kontak
motor maticnya
***
Magrib hampir datang. Har sedang
sibuk memasukan dan menata
kerupuk-kerupuk mie ke dalam plastik besar berwarna bening.
“Belum pulang Har?”tanya Lik
Yanto pemilik pabrik kerupuk mie tempat Har bekerja sepulang sekolah
“Sebentar lagi Lik. Mmm. Lik,
minggu depan Har ujian nasional. Mungkin Har selama seminggu tidak masuk kerja”
“Padahal pemesan kerupuk sedang
banyak-banyaknya Har. Tapi karena ujian, Lik kasih ijin. Belajar yang rajin dan
tekun ya! Jangan lupa berdoa.”
“Lik...”
“Hmmm..”
“Har mau pinjam uang buat
melunasi SPP. Ada Lik?”
“Har..Har..kamukan tahu kemarin
Lik habis nyetok tepung topioka. Kalaupun sisa, kan buat gajian kamu dan karyawan
lainnya”
“Tapi Lik..”
“Har, hutangmu masih banyak.
Tapi karena kamu butuh uang, gajian kamu minggu ini tidak Lik potong.
Bagaimana? Lik Sarpan memberi jalan tengah. Mau tak mau Har menganggukan kepala
sebelum akhirnya berpamitan pulang.
Har sampai di rumahnya
bertepatan kumandang adzan dari musala Nurhidayah
“Baru pulang Har?” tanya Pak
Karso, ayahnya.
“Inggih Pak “ jawab Har singkat
“Har kamu gajian?” tanya Pak
Karso sembari memakai peci hitam, bersiap-siap menuju musalah. Har menganggukan
kepala. “ Bapak pinjam Rp.30.000. Ada?”
“Ngapunten Pak, uang Har
nantinya buat bayar tunggakan SPP. Itupun belum lunas”
“Yo wis, buat bayar SPP dulu.
Maafkan Bapak ya Har! Harusnya kamu dan Ed tugasnya belajar dan sekolah saja.
Kalian malah bekerja sepulan sekolah. Bapak memang bukan bapak yang baik”
“Bapak nggak boleh ngomong
seperti itu. Semenjak Ibu meninggal, Bapak bekerja keras menjadi ayah sekaligus
ibu buat kita”
***
Mentari pagi yang seharusnya
hangat dan segar terasa begitu terik dan menyengat bagi Har dan murid-murid
kelas XII yang berdesakan demi mendapatkan kartu sementara agar bisa ikut
ujian. Sementara itu, teman-temannya yang berasal dari kalangan berada tengah
asyik membaca dan mengerjakan soal demi soal yang ada di kertas ujian
Har menarik napas lega setelah
kartu sementara yang didapatnya dengan susah payah berhasil dalam genggaman. Har berlari menuju ruang ujian setelah
berkali-kali mengucap syukur
Begitu sampai di kelas, setelah
menyapa guru penjaga, Har menuju bangkunya.
***
Magrib belum tiba. Lampu-lampu
di rumah Har belum menyala. Ya, rumah Har memang belum pasang listrik sendiri,
tapi menyalur di rumah Mak Saedah yang rumahnya berada di belakang rumah mereka.
“Pak tumben kok Mak Saedah belum
nyalain lampu? Bakda magribkan Har harus belajar”
“Sabar ya Har, sementara saluran
listrik rumah ini diputus. Kalau sudah bayar baru disambung lagi”
“Tapi Pak, Mas Har kan besok
ujian. Kasian kan?”sela Ed yang sudah memakai sarung, baju koko dan peci.
“Tadi Bapak juga sudah ngomong
agar jangan diputus dulu. Maafkan Bapak ya Har, Ed. Bapak memang orang tua yang
tak berguna”
Suasana hening. Ed dan Har menyesal telah membuat bapaknya
sedih.
“Pak, Ed, daripada bengong,
mending kita cari dimana lampu-lampu teplok. Ed, sebelum ke musalah, tolong
belikan minyak tanah di toko SARI. Seingatku di sana ada minyak tanah. Uangnya
ada di saku seragam Mas Har.”
“Beres Bos “
***
Malam ini rumah Har nampak
lenggang. Selain cahayanya yang temaram, Ed sedang ke rumah Bas sahabatnya. Pak
Karso sedang ke rumah Bu Gendi, hendak mengambil upah buruh macul selama 3
hari. Hanya Har yang sedang berjibaku dengan tumpukan buku catatan dan buku
paket pelajaran.
Dalam Cahaya Temaram, Har
beruajar berkali-kali. Di dalam hati. Har berjanji, agar belajar sebaik mungkin.
Akan berusaha sekuat mungkin agar hari esok dirinya dan keluarganya hidup lebih
baik lagi. Dalam Cahaya Temaram, Har tak putus berdoa kepada Allah agar besok diberi kemudahan
mengerjakan soal-soal ujian..
Keterangan, Cerpen ini pernah
dimuat di Minggu Pagi, KR grup.Jumat, 19 Agustus 2016
Hidup Butuh Perjuangan
Judul : BAPAK
Penulis : Sutono Adiwerna
Penerbit :Puput Happy Publishing
Tahun : Pebruari 2015
Jumlah : 83 halaman
ISBN : 978-602-7806-33-7
Peresensi : M. Madun Anwar, beralamat Jln. Ketapang, Desa Madayin (Bayan) Kec. Sambelia (83656), Lombok Timur, NTB.
Beliau selalu berpesan kepada anak-anaknya agar melek huruf dan ilmu agama. Tidak seperti dirinya yang buta huruf.
Setiap orangtua meminginginkan anaknya menjadi seseorang yang lebih dari dirinya. Tidak ingin menderita seperti dirinya. Begitu juga yang digambarkan dalam cerpen berjudul Ciu Bapak, seorang anak kecil yang menggambarkan bagaimana kelakukan bapaknya. Bapaknya seorang peminum dan suka membanting benda-benda yang ada di sekitarnya setelah mabuk. Namun, di balik sikap kasarnya, bapak anak kecil ini selalu menasihati anaknya. Selain itu, ibunya digambarakan seperti perempuan yang luar biasa, bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Selain itu, dalam kumpulan cerpen ini ada juga cerita bagaimana keajaiban menjaga sholat dhuha yang mendatangkan rizki yang tidak terduga. Maha Suci Allah, saat sepeda saya rusak, Allah mengganti dengan yang baru. Saat ponsel saya hilang atau rusak, Allah juga mengganti dengan ponsel yang lebih baik. Bahkan saat saya dililit hutang, selalu saja ada jalan keluar entah itu melalui uluran tangan saudara atau teman atau pun melalui honor tulisan saya yang dimuat. (halaman 64)
Ada juga cerita Tegal-Depok, untuk Sebuah Mimpi. Di mana dalam cerita ini penulis menceritakan bagaimana perjuangannya untuk bisa menjadi seorang penulis. Hingga akhirnya, semua perjuangan akan mendapatkan hasilnya. Dalam cerita ini, penulis juga mencantumkan nasihat dari Mbak Asma Nadia, “Temui dan rangkul orang yang sama semangatnya atau lebih unggul dari kita karena umur kita tidak tahu akan sampai di mana, dengan begitu manfaat rumah baca kita akan lebih berkesinambungan.” (halaman 76)
Buku Bapak karya Sutono Adiwerna terdiri 15 cerita yang menginspirasi. Namun bagi saya, ini bukan sekedar cerita yang menginspirasi, lebih dari itu, yaitu bisa melihat bagaimana kehidupan seorang penulis yang sebenarnya. Dengan buku ini, penulis sebenarnya menulis kisah kehidupannya sendiri. Jadi, walaupun keberadaan kita jauh dengan penulis, setidaknya dari buku ini kita bisa mengetahui kehidupan penulisnya. Point yang perlu dipelajari dari penulis adalah, menulis kisah kehidupan sendiri tidak ada salahnya. Kenapa? Karena dengan kisah hidup sendiri, siapa tahu akan menginspirasi orang lain.
Selasa, 09 Agustus 2016
The Power Of Sutono
Judul Buku : KEMUNING
Penulis : Sutono Adiwerna
Penerbit : Puput Happy Publishing
Cetakan : Cetakan Pertama, November 2013
Isi : iv + 100 Halaman; 13 x 19 cm
ISBN : 978-602-7806-25-2
Harga : Rp 26.000,-
“Kalau kau melintas di Karanganyar, tepatnya tiga kilometer dari gerbang perbatasan antara kota dan kabupaten Tegal, dan engkau mendapati seorang perempuan dengan tubuh ramping berwajah ayu yang tak henti memaki pengguna jalan yang melintas, bisa jadi yang kau jumpai itu Kemuning.”
Penggalan di atas adalah salah satu cerpen karya Sutono Adiwerna yang berjudul Kemuning. Seorang wanita cantik yang bekerja sebagai pelayan warung lesehan. Dilema karena harus memilih diantara dua laki-laki yang memperebutkannya.
Cerpen Kemuning ini adalah cerpen yang sangat nikmat dibaca. Disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan komunikatif, sehingga pembaca merasa tidak berat untuk membacanya dan tidak perlu mencari kosa kata baru karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sehari-hari dipakai dalam bahasa Indonesia.
Latar tempat dalam cerita ini juga digambarkan secara jelas dalam setiap paragraf dan dialog antar tokoh. Terkadang juga Sutono menyertakan bahasa-bahasa daerah seperti tinimbang, jompleng, dan manut. Hal tersebut mendukung latar warung lesehan dengan nuansa Jawa. Sehingga latar yang digambarkan penulis tersampaikan dengan kalimat-kalimat yang ditulisnya.
Namun, akhir cerita dari cerpen ini tidak begitu memuaskan. Bad ending yang menjadi akhir dari cerpen tentunya tidak terlalu diharapkan oleh para pembaca. Terdapat juga paragraf yang memiliki kesamaan kalimat membuat bingung orang yang pertama kali membacanya. Tidak berbeda dengan cerpen Parmin Ingin Naik Haji yang juga ditulis Sutono, memiliki ending dan gaya penulisan yang sama sehingga cerpen-cerpennya mudah ditebak.
Terlepas dari itu semua, cerpen ini sangat bagus dibaca untuk remaja terutama untuk kalangan SMP dan SMA. Terlebih sangat bagus menjadi referensi dalam menulis cerpen.
Resensor : Noval Fariz Mutaqien , Kelas 12 SMA Terpadu Al-Qudwah, Lebak Jawa Barat
Senin, 18 Juli 2016
Jilbab Traveler dan Eksistansi Dewi Yull
Judul Film : Jilbab Traveler, Love Sparks In Korea
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain : Bunga Citra Lestari, Morgan Oey, Giring Ganesha, Ringgo Agus, Dewi Yull dll
Produksi : Rafi Film
Sinopsis
Film dibuka dengan adegan tiga anak kecil Tia, Eron dan Rania yang sedang bermain di rel kereta api Gunung Sahari. Ketiga bersaudara itu meyakini kalau suatu hari mereka bisa bepergian jauh menjelajahi dunia.
Rania Timur ( Bunga Citra Lestari ) gagal menjadi sarjana karena sedari kecil sakit-sakitan mulai dari asma, gigi bermasalah hingga gegar otak.
Tak jadi sarjana tak lantas memupus keinginannya menjelajahi dunia dengan cara menulis. Dari mulai surat, tulisan di media hingga menerbitkan buku banyak buku sehingga Rania sering di undang untuk mengisi acara kepenulisan ke berbagai negara. Meski banyak negara yang telah ia singgahi, Rania masih mempunyai mimpi yakni mengunjungi bumi Palestina.
Saat mengisi acara di sebuah negara, Ibundanya ( Dewi Yull ) meminta Rania pulang karena sang ayah tengah sakit keras. Raniapun bertolak ke tanah air
Sesampainya di rumah, Rania yang berniat mengubur mimpinya keliling dunia demi merawat sang ayah, justeru di minta ayahnya mengunjungi suatu tempat. Tempat dimana ayah dan ibunya bertemu dan jatuh cinta. Tempat itu bernama Baluran.
Di Baluran, Rania bertemu dengan Alvin ( Ringgo Agus ) dan sahabatnya yang berasar dari Korea, Hyun Gen ( Morgan Oey ). Hyun Gen Bilang, keindahan alam Indonesia tak ada apa-apanya di banding negara Korea Selatan. Karena kesal, Rania mengajak Alvin dan Hyun Gen ke Kawah Ijen. Singkatnya ketiganya terlena dengan keindahan alam di sana hingga lupa waktu dan kehabisan angkot. Terpaksa Rania bersedia menginap di Home Stay-nya Alvin dan Hyun Gen. Paginya, hati Rania hancur. Ilhan ( Giring ) menjemput dan mengabarkan kalau ayah Rania telah tiada
Berhari. Berminggu. Rania murung dan merasa bersalah. Rasa bersalahnya sedikit berkurang setelah diminta Ilhan mengajar di Sekolah Ibu Pintar, sekolah khusus ibu-ibu buta aksara. Di tempat ini, Rania tak hanya berhasil mengajar membaca ibu-ibu tapi membuat murid-murid di sekolah itu mencintai buku. Ibu-ibu di sekolah itu senang bukan main begitu tahu kalau Mba Guru mereka ternyata seorang penulis terkenal.
Suatu hari, Eron ( Indra Bekti ) tak sengaja menemukan undangan untuk Rania dari Korea. Isinya mengisi pelatihan kepenulisan di sana. Setelah mendapat izin sang Ibu dan izin setengah hati dari Ilhan, bertolaklah Rania ke negeri gingseng. Di sana, Rania ternyata bertemu kembali dengan Hyun Gen. Bagaimana kisah selanjutnya. Dengan siapakah Rania menjatuhkan pilihannya agar ada lelaki yang menemani saat dirinya menjelajah dunia? Hyun Gen ataukah Ilhan? dapatkan jawabannya dengan menonton Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini.
Jilbab Traveler dan Eksistansi Dewi Yull
Jilbab Traveler, diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia. Dari segi penyutradaraan, skenerio, gambar, musik JTLSIK cukup bagus dan rapi. Morgan, Ringgo, Bunga Citra Lestari bermain bagus dan natural. Saat Rania memotret dan mengajar di sekolah Ibu Pintar, saya melihat Unge menjadi Mba Asma Banget yang semangatnya luar biasa dan menginspirasi orang-orang sekitarnya. Lebih daripada itu, BCL menurut saya berhasil menyampaikan pesan Rania bahwa jilbab tak menghalangi seseorang perempuan muslimah untuk mengejar cita cita, meraih mimpi.
Tapi yang mencuri hati saya di film ini yakni akting aktris, penyanyi senior Dewi Yull. Tanpa berkata-kata, dengan mimik dan gestur tubuh saja, Dewi bisa menggambarkan senang, sedih, bahagia, setuju dan tidak setuju.
Kilas balik, saya kecil sering ke rumah tetangga yang punya televisi untuk melihat drama Losmen dan dr. Sartika di TVRI, di buku yang pernah ditulis Dewi Yull,berjudul Giska, Dewi mengawali karir di dunia akting pada th 1981 lewat film Gadis. Di karunia dua anak istimewa dan berkebutuhan kusus, tak lantas karirnya meredup. Dewi Yull masih menyanyi bermain film misalnya Kiamat Sudah Dekat dll, termasuk Jilbab Traveler ini.
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain : Bunga Citra Lestari, Morgan Oey, Giring Ganesha, Ringgo Agus, Dewi Yull dll
Produksi : Rafi Film
Sinopsis
Film dibuka dengan adegan tiga anak kecil Tia, Eron dan Rania yang sedang bermain di rel kereta api Gunung Sahari. Ketiga bersaudara itu meyakini kalau suatu hari mereka bisa bepergian jauh menjelajahi dunia.
Rania Timur ( Bunga Citra Lestari ) gagal menjadi sarjana karena sedari kecil sakit-sakitan mulai dari asma, gigi bermasalah hingga gegar otak.
Tak jadi sarjana tak lantas memupus keinginannya menjelajahi dunia dengan cara menulis. Dari mulai surat, tulisan di media hingga menerbitkan buku banyak buku sehingga Rania sering di undang untuk mengisi acara kepenulisan ke berbagai negara. Meski banyak negara yang telah ia singgahi, Rania masih mempunyai mimpi yakni mengunjungi bumi Palestina.
Saat mengisi acara di sebuah negara, Ibundanya ( Dewi Yull ) meminta Rania pulang karena sang ayah tengah sakit keras. Raniapun bertolak ke tanah air
Sesampainya di rumah, Rania yang berniat mengubur mimpinya keliling dunia demi merawat sang ayah, justeru di minta ayahnya mengunjungi suatu tempat. Tempat dimana ayah dan ibunya bertemu dan jatuh cinta. Tempat itu bernama Baluran.
Di Baluran, Rania bertemu dengan Alvin ( Ringgo Agus ) dan sahabatnya yang berasar dari Korea, Hyun Gen ( Morgan Oey ). Hyun Gen Bilang, keindahan alam Indonesia tak ada apa-apanya di banding negara Korea Selatan. Karena kesal, Rania mengajak Alvin dan Hyun Gen ke Kawah Ijen. Singkatnya ketiganya terlena dengan keindahan alam di sana hingga lupa waktu dan kehabisan angkot. Terpaksa Rania bersedia menginap di Home Stay-nya Alvin dan Hyun Gen. Paginya, hati Rania hancur. Ilhan ( Giring ) menjemput dan mengabarkan kalau ayah Rania telah tiada
Berhari. Berminggu. Rania murung dan merasa bersalah. Rasa bersalahnya sedikit berkurang setelah diminta Ilhan mengajar di Sekolah Ibu Pintar, sekolah khusus ibu-ibu buta aksara. Di tempat ini, Rania tak hanya berhasil mengajar membaca ibu-ibu tapi membuat murid-murid di sekolah itu mencintai buku. Ibu-ibu di sekolah itu senang bukan main begitu tahu kalau Mba Guru mereka ternyata seorang penulis terkenal.
Suatu hari, Eron ( Indra Bekti ) tak sengaja menemukan undangan untuk Rania dari Korea. Isinya mengisi pelatihan kepenulisan di sana. Setelah mendapat izin sang Ibu dan izin setengah hati dari Ilhan, bertolaklah Rania ke negeri gingseng. Di sana, Rania ternyata bertemu kembali dengan Hyun Gen. Bagaimana kisah selanjutnya. Dengan siapakah Rania menjatuhkan pilihannya agar ada lelaki yang menemani saat dirinya menjelajah dunia? Hyun Gen ataukah Ilhan? dapatkan jawabannya dengan menonton Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini.
Jilbab Traveler dan Eksistansi Dewi Yull
Jilbab Traveler, diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia. Dari segi penyutradaraan, skenerio, gambar, musik JTLSIK cukup bagus dan rapi. Morgan, Ringgo, Bunga Citra Lestari bermain bagus dan natural. Saat Rania memotret dan mengajar di sekolah Ibu Pintar, saya melihat Unge menjadi Mba Asma Banget yang semangatnya luar biasa dan menginspirasi orang-orang sekitarnya. Lebih daripada itu, BCL menurut saya berhasil menyampaikan pesan Rania bahwa jilbab tak menghalangi seseorang perempuan muslimah untuk mengejar cita cita, meraih mimpi.
Tapi yang mencuri hati saya di film ini yakni akting aktris, penyanyi senior Dewi Yull. Tanpa berkata-kata, dengan mimik dan gestur tubuh saja, Dewi bisa menggambarkan senang, sedih, bahagia, setuju dan tidak setuju.
Kilas balik, saya kecil sering ke rumah tetangga yang punya televisi untuk melihat drama Losmen dan dr. Sartika di TVRI, di buku yang pernah ditulis Dewi Yull,berjudul Giska, Dewi mengawali karir di dunia akting pada th 1981 lewat film Gadis. Di karunia dua anak istimewa dan berkebutuhan kusus, tak lantas karirnya meredup. Dewi Yull masih menyanyi bermain film misalnya Kiamat Sudah Dekat dll, termasuk Jilbab Traveler ini.
Langganan:
Postingan (Atom)
Anak Suamiku
Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna
-
Judul Buku : Cinta Laki-Laki Biasa Pengarang : Asma Nadia dkk Penerbit : Asma Nadia Publishing...
-
Jujur Untuk Selamanya Oleh Sutono Adiwerna Sudah tiga bulan ini, ayah Nino membuka kios buah di depan rumah. Mula-mula...
-
Judul buku : Sahabat Sejatiku Penulis : Farras Salsabila Penerbit : Tiga Ananda, Tiga Serangkai Solo Tahun Terbit : April 2013 Tebal : 8...
-
Judul Buku : My Sweet Heart Penulis : Amira Budi Mutiara Penerbit : Dar Mizan Anak ( KKPK ) Cetakan : Pertama Februari 2009 ...
-
Jumat malam, saya belum mendapatkan materi apa yang akan disampaikan saat kelas menulis di SDIT BIAS nanti. Malam itu, saya iseng beres bere...
-
Mereka meninggal di usia yang muda. Meski telah tiada karya mereka masih teringat bahkan ada yang sampai sekarang mempunyai Fans Page yang m...
-
1. Setting TK tempat Ade Irma Suryani. Saat Ade Irma dkk bermain, latar lagunya Lihat kebunku . Lihat Kebunku penuh dengan bunga...
-
Judul buku : Di bawah naungan cahaya-Mu Penulis : Desi Puspitasari Tahun terbit : September 2007 Tebal buku : 192 halaman Harga : ...
-
Baru baru ini, di kelas menulis SDIT Usamah Tegal, saya meminta murid2 untuk mencurahkan isi hati dalam sepucuk surat. Mau tahu isinya..? 1...
-
Rasa pertama ketika Bu Endah akan mengajar Bahasa Inggris di kelas kami, 3 IPS 4 adalah gemetar. Pertama karena bahasa Inggrisku memang anc...